# Mengajar tanpa menggurui # Memberi nasehat tanpa merasa lebih hebat #

Minggu, 10 Maret 2013

Subjek dalam Kalimat


JABATAN KATA DALAM KALIMAT

Untuk menjawab pertanyaan mahasiswa S-1 PGSD FKIP Universitas Terbuka, Pokjar Dabo Singkep, kali ini saya akan menjelaskan apa dan bagaimana subjek, predikat, objek, dan keterangan dalam kalimat.
Secara sintaksis, kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks ( wacana ) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru; dan sementara itu disertakan pula di dalamnya berbagai tanda baca yang berupa spasi atau ruang kosong, koma, titik koma, titik dua, dan atau sepasang garis pendek yang mengapit bentuk tertentu. Tanda titik ( . ), tanda tanya ( ? ), dan tanda seru ( ! ) sepadan dengan intonasi selesai, sedangkan tanda baca lainnya sepadan dengan jeda. Adapun kesenyapan diwujudkan sebagai ruang kosong setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru (perintah) dan ruang kosong sebelum huruf kapital permulaan. Alunan titinada, pada kebanyakan hal, tidak ada padanannya dalam bentuk tertulis.
Panjang pendek kalimat sesuai dengan banyak sedikitnya jumlah dan jenis jeda, liukan, alunan titinada, dan jumlah katanya. Kalimat bisa terdiri dari satu kata, beberapa kata, beberapa frase, beberapa klausa, atau variasi antara kata, frase, dan klausa.
Kata atau kelompok kata merupakan pembentuk utama kalimat. Dalam kalimat terdapat pula pengaturan hubungan antara bagian-bagiannya sehingga kata atau kelompok kata mempunyai fungsi atau jabatan tertentu.
Perhatikan contoh-contoh berikut :
1.       Adik                                   dokter.
S                                          P
2.       Halaman / sekolah kita        luas.
S              Ket. S              P
3.       Ibnaty                       menyanyi / sangat merdu.
S                             P             Ket. kualitas
4.       Pemburu / ulung        menembak / rusa.
            S         Ket. S            P          O Pend.
5.       Siapa                       yang membolos ?
 S                                   P
6.       Berekreasi / ke pegunungan       sangat menyenangkan.
S            Ket. Tempat                        P
7.       Baju / seragam sekolah             dipakai / adik.
S              Ket. S                        P      O Pelaku
8.       Kakakku / yang sulung             telah berangkat / ke Irian / kemarin.
S               Ket. S                           P         Ket. Tempat   Ket. Waktu
Pada contoh-contoh di atas, kita melihat bahwa kalimat-kalimat terbagi menjadi dua bagian yang besar, yaitu bagian subjek yang menjadi pangkal pembicaraan dan bagian predikat yang memberi keterangan / penjelasan tentang subjek. Subjek dan predikat terbentuk oleh sepatah atau beberapa kata. Itu berarti baik dalam subjek maupun dalam predikat ada bagian yang lebih kecil seperti terlihat dalam uraian jabatan pada tiap kalimat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ada subjek dalm arti sempit dan luas. Begitu pula dalam predikat.
Pengaturan hubungan pada kalimat-kalimat di atas, menunjukkan ada bagian pelaku, ada bagian yang menunjukkan perbuatan, ada bagian waktu terjadinya perbuatan atau tempat terjadinya perbuatan, dan sebagainya. Itulah yang dimaksud dengan jabatan kata / kelompok kata dalam kalimat. Ada istilah lain yang berkembang untuk kata atau kelompok kata pendukung fungsi dalam kalimat yaitu gatra.
Dalam kalimat terdapat unsur-unsur yang berjabatan sebagai subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kalimat itu sekurang-kurangnya harus memiliki unsur subjek atau pokok kalimat dan predikat atau sebutan. Jika kalimat itu tidak mempunyai subjek atau predikat, kalimat itu dinyatakan sebagai kalimat tidak sempurna atau kalimat elips.

Macam-macam jabatan kata dalam kalimat :

1.       Subjek ( S ) –→ keterangan S

Ciri-ciri Subjek :
      a.       Sesuatu yang menjadi pangkal pembicaraan yang hal-ikhwalnya diberitahukan / diterangkan oleh P.
      b.      Umumnya terdiri atas kata benda atau yang dibendakan.
      c.       Intonasi kalimat : suara menaik dan disusul dengan jeda.

Untuk mencari / menetapkan subjek :


S = Apa / siapa –→ P

Contoh :
Tanya : Apa yang luas ?
Jawab : Halaman sekolah kita. ( S )

Tanya : Siapa yang menembak rusa ?
Jawab : Pemburu ulung. ( S )

Keterangan Subjek

Subjek sering diperluas dengan keterangan-keterangan. Keterangan itu disebut keterangan subjek.

Contoh :
Rumah besar itu / terbakar.
S            Ket. S            P
Anak menghafal / jangan diganggu.
S            Ket. S                    P
Sering pula keterangan S itu dapat menggantikan kedudukan S. Keterangan yang demikian disebut aposisi.

Contoh :
Jakarta, ibu kota Republik Indonesia, sangat ramai.
S                              aposisi                                  P
Taufik, anak pak Nurdin, sakit keras.
S                aposisi                      P
Subjek dalam kalimat-kalimat tersebut dapat dihilangkan sehingga berbunyi :
Ibu kota Republik Indonesia / sangat ramai.
S                                            P
Anak pak Nurdin / sakit keras.
S                            P
Dengan demikian, aposisi atau gelaran ialah keterangan yang dapat mengganti jabatan kata yang diterangkan atau yang sama arti / maksudnya dengan yang diterangkan.

Beda Keterangan Subjek dengan Predikat

1. Hubungan keterangan S dengan S lebih rapat daripada hubungan S dengan P.
2. Yang menentukan rapat atau renggangnya ialah intonasi kalimat.

2.       Predikat
             a.       Objek = keterangan predikat yang rapat hubungannya
1)      Objek penderita
2)      Objek penyerta
3)      Objek pelaku
4)      Objek berperangkai
             b.      Keterangan = yang renggang hubungannya dengan predikat
1)      Keterangan waktu
2)      Keterangan tempat
3)      Keterangan alat
4)      Keterangan sebab
5)      Keterangan akibat
6)      Keterangan maksud / tujuan
7)      Keterangan syarat
8)      Keterangan perlawanan
9)      Keterangan perwatasan
10)   Keterangan situasi / hal
11)   Keterangan kualitas
12)   Keterangan kuantitas
13)   Keterangan derajat
14)   Keterangan perbandingan
15)   Keterangan kesertaan
16)   Keterangan pengandaian
17)   Keterangan modalitas
18)   Keterangan aspek

Kepustakaan :

1. Ambary, Drs. Abdullah. 1984. Intisari Tatabahasa Indonesia. Bandung : Djatnika
2. Keraf, Gorys. 1970. Tatabahasa Indonesia. Ende : Nusa Indah
3. Moeliono, Anton M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
    Jakarta : Balai Pustaka
4. Tjiptadi, Drs. Bambang, ST. Negoro. 1985. Rangkuman Tata Bahasa Indonesia.
    Bandung : Yudhistira


Sile layangkan kritik anda melalui e-mail kepada :
syamsulhendry@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar