# Mengajar tanpa menggurui # Memberi nasehat tanpa merasa lebih hebat #

Minggu, 23 Oktober 2016

Pertumbuhan Fisik serta Perkembangan Intelektual dan Emosional Peserta Didik Usia Sekolah Menengah

Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik

Modul 3
Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah


TUJUAN KHUSUS
  1. Menjelaskan kaitan antara pertumbuhan fisik dan jasmani dengan perkembangan intelektual
  2. Menjelaskan kaitan antara perkembangan intelektual dan emosional
  3. Menjelaskan kaitan antara perkembangan sosial, nilai-nilai moral, dan sikap
  4. Menjelaskan perbedaan individu anak usia sekolah menengah
  5. Menjelaskan jenis-jenis kebutuhan anak usia sekolah menengah
Pada usia sekolah menengah, penampilan siswa berubah sebagai akibat perubahan hormon. Cara hidup mereka berubah sesuai dengan perkembangan kemampuannya untuk mulai berpikir abstrak. Perasaannya tentang banyak hal juga berubah.

Pada usia ini, siswa mengalami masa transisi antara masa anak dan dan masa dewasa. Pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir menjelang usia 20 tahun.


Proses berpikir mereka bukan hanya mempengaruhi sikap dan moralnya, tetapi juga erat kaitannya dengan pendidikann dan karier yang dipilihnya. Kematangan intelektual pada umumnya dianggap ada kaitannya dengan kemampuan berpikir abstrak. Kematangan emosional bergantung kepada ditemukannya identitas diri, ketidakbergantungan kepada orang tua, berkembangnya sistem nilai dan kemampuan untuk menjalin hubungan yang matang dalam persahabatan dan cinta. Ada sebagian orang yang tidak dapat terlepas dari masalah transisi ini baik secara emosional maupun sosial, berapa pun umur kronologisnya.


Kegiatan Belajar 1
Pertumbuhan Fisik serta Perkembangan Intelektual dan Emosional
       Pada usia sekolah menengah, anak berada pada masa remaja atau pubertas atau adolesen.
       Meskipun perkembangan aspek-aspek kepribadian telah diawali pada masa-masa sebelumnya, puncaknya boleh dikatakan terjadi pada masa ini sebab setelah melewati masa ini remaja telah berubah menjadi seorang dewasa yang boleh dikatakan telah terbentuk suatu pribadi yang relatif tetap.
       Sebagai pendidik, Anda perlu menghayati tahapan perkembangan yang terjadi pada siswa sehingga dapat mengerti segala tingkah laku yang ditampakkan siswa. Misalnya, pada siswa usia sekolah menengah suasana hati yang semula riang gembira bisa secara mendadak berubah menjadi rasa sedih.

A. PERTUMBUHAN FISIK / JASMANI
Ø  Perkembangan yang cukup pesat dan nampak dari luar adalah perkembangan fisik. Pada masa remaja, perkembangan fisik mereka sangat cepat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Ø  Postur anak-anak remaja awal nampak tinggi-tinggi, tetapi kurus.
Ø  Pada usia 11 – 12 tahun tinggi badan anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda.
Ø  Pada usia 12 – 13 tahun pertambahan tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki.
Ø  Perubahan yang sangat cepat dalam tinggi ini tidak berjalan sejajar dengan kekuatan dan keterampilannya.
Ø  Selain terjadi pertambahan tinggi badan yang cepat pada masa remaja juga terjadi perkembangan seksual yang cepat pula.
Ø  Perkembangan seksual ditandai dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder.
Ø  Pada awal masa remaja anak wanita mulai mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi basah.
Ø  Ciri-ciri kelamin sekunder berkenaan dengan tumbuhnya bulu-bulu pada seluruh badan, berubahnya suara ( terutama pada remaja laki-laki ), membesarnya buah dada pada remaja perempuan, dan tumbuhnya jakun pada remaja laki-laki.
Ø  Dengan perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder ini, secara fisik remaja mulai menampakkan ciri-ciri orang dewasa.
Ø  Pada masa remaja juga terjadi perkembangan hormon seksual.
Ø  Hormon testosteron merangsang pertumbuhan otot dan tulang-tulang baik pada pria maupun wanita.
Ø  Hormon estrogen merangsang pertambahan penyimpanan lemak di bawah kulit dan mendorong pematangan tulang-tulang sehingga mencapai bentuk dan kekuatan sebagai orang dewasa.
Ø  Pertambahan timbunan lemak pada wanita lebih banyak dibandingkan pria.
Ø  Pria nampak lebih kekar, berotot, kulitnya lebih kasar, sedangkan wanita lebih lembut, licin, dan halus.

B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Ø  Sejalan dengan perkembangan fisik yang cepat, berkembang pula kemampuan intelektual berpikirnya.
Ø  Anak usia SD berpikir konkret, anak SLTP mulai berpikir abstrak.
Ø  Berpikir abstrak adalah berpikir tentang ide-ide. Berpikir formal operasional menurut Jean Piaget.
Ø  Berkembangnya kemampuan berpikir formal operasional pada remaja ditandai dengan tiga hal penting, yakni : pertama, anak mulai mampu melihat (berpikir) tentang kemungkinan-kemungkinan; kedua, anak telah mampu berpikir ilmiah. Ketiga, remaja telah mampu memadukan ide-ide secara logis.
Ø  Kemampuan berpikir formal mengarahkan remaja kepada pemecahan masalah dengan berpikir secara sistematis.
Ø  Remaja lebih banyak berbuat berdasarkan kebiasaan karena kurangnya tantangan atau hambatan yang dihadapi.
Ø  Guru perlu mendorong mulai mengarahkan siswa kepada pemikiran tentang cita-cita atau pekerjaan.
Ø  Pada usia SD anak sudah memiliki kemampuan mengingat informasi dan keterampilan memproses informasi.
Ø  Keterampilan memproses informasi ini pada remaja lebih cepat dan kuat.
Ø  Anak usia remaja ( SLTP / SLTA ) sudah mengerti dan dapat mengerjakan dengan benar bentuk tes objektif tanpa penjelasan lagi dari guru, mampu mencari hal-hal penting pada waktu membaca buku, mempunyai minat lebih pada mata pelajaran atau bidang tertentu.
Ø  Penguasaan keterampilan memproses informasi ini melengkapi atau menyempurnakan penampilan penguasaan kognitif mereka.

C. PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Ø  Kebanyakan remaja merasa dekat dengan orang tuanya.
Ø  Sebagian remaja memiliki ketegangan antara dua hal yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari orang tua dan adanya ketergantungan kepada orang tua.
Ø  Konflik remaja lebih sering terjadi dengan ibunya daripada ayahnya.
Ø  Hal itu disebabkan ibu lebih dekat hubungannya dengan anak.
Ø  Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik anak dan orang tuan hanya terjadi 15% - 25% dari seluruh keluarga terutama terjadi pada keluarga yang telah bermasalah sebelum anak-anak mencapai masa remaja.
Ø  Konflik yang terjadi pada awal masa remaja terjadi karena masa purbertasnya dan bukan pada usia kronologisnya.
Ø  Orang tua seorang remaja hendaknya lebih fleksibel dalam berpikir dan menerapkan peraturannya.
Ø  Hubungan orang tua dan remaja dapat seimbang dengan kehangatan saling menerima, konsisten dengan aturan dan norma-norma, saling mendengar, adanya keterbukaan, dan mau bernegosiasi.
Ø  Semakin kuat perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja akan semakin tinggi prestasi yang diraihnya di sekolah. ( Dianne Pappalia, 1992 )

Sumber :


Buku Materi Pokok Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

Modul 3 Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Prof. Dr. Mulyani Sumantri, M.Sc.
Jakarta : Universitas Terbuka, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar