Mata
Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Modul
3
Karakteristik
dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Pada usia sekolah menengah, penampilan siswa berubah sebagai akibat perubahan hormon. Cara hidup mereka berubah sesuai dengan perkembangan kemampuannya untuk mulai berpikir abstrak. Perasaannya tentang banyak hal juga berubah.
Pada usia ini, siswa mengalami masa transisi antara masa anak dan dan masa dewasa. Pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir menjelang usia 20 tahun.
Proses berpikir mereka bukan hanya mempengaruhi sikap dan moralnya, tetapi juga erat kaitannya dengan pendidikann dan karier yang dipilihnya. Kematangan intelektual pada umumnya dianggap ada kaitannya dengan kemampuan berpikir abstrak. Kematangan emosional bergantung kepada ditemukannya identitas diri, ketidakbergantungan kepada orang tua, berkembangnya sistem nilai dan kemampuan untuk menjalin hubungan yang matang dalam persahabatan dan cinta. Ada sebagian orang yang tidak dapat terlepas dari masalah transisi ini baik secara emosional maupun sosial, berapa pun umur kronologisnya.
TUJUAN KHUSUS
- Menjelaskan kaitan antara pertumbuhan fisik dan jasmani dengan perkembangan intelektual
- Menjelaskan kaitan antara perkembangan intelektual dan emosional
- Menjelaskan kaitan antara perkembangan sosial, nilai-nilai moral, dan sikap
- Menjelaskan perbedaan individu anak usia sekolah menengah
- Menjelaskan jenis-jenis kebutuhan anak usia sekolah menengah
Pada usia ini, siswa mengalami masa transisi antara masa anak dan dan masa dewasa. Pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir menjelang usia 20 tahun.
Proses berpikir mereka bukan hanya mempengaruhi sikap dan moralnya, tetapi juga erat kaitannya dengan pendidikann dan karier yang dipilihnya. Kematangan intelektual pada umumnya dianggap ada kaitannya dengan kemampuan berpikir abstrak. Kematangan emosional bergantung kepada ditemukannya identitas diri, ketidakbergantungan kepada orang tua, berkembangnya sistem nilai dan kemampuan untuk menjalin hubungan yang matang dalam persahabatan dan cinta. Ada sebagian orang yang tidak dapat terlepas dari masalah transisi ini baik secara emosional maupun sosial, berapa pun umur kronologisnya.
Kegiatan
Belajar 1
Pertumbuhan
Fisik serta Perkembangan Intelektual dan Emosional
• Pada usia sekolah
menengah, anak berada pada masa remaja atau pubertas atau adolesen.
• Meskipun
perkembangan aspek-aspek kepribadian telah diawali pada masa-masa sebelumnya,
puncaknya boleh dikatakan terjadi pada masa ini sebab setelah melewati masa ini remaja telah berubah menjadi seorang dewasa yang boleh dikatakan telah terbentuk suatu pribadi yang relatif tetap.
• Sebagai pendidik,
Anda perlu menghayati tahapan perkembangan yang terjadi pada siswa sehingga
dapat mengerti segala tingkah laku yang ditampakkan siswa. Misalnya, pada siswa usia sekolah menengah suasana hati yang semula riang gembira bisa secara mendadak berubah menjadi rasa sedih.
A.
PERTUMBUHAN FISIK / JASMANI
Ø Perkembangan yang
cukup pesat dan nampak dari luar adalah perkembangan fisik. Pada masa remaja, perkembangan fisik mereka sangat cepat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Ø Postur anak-anak
remaja awal nampak tinggi-tinggi, tetapi kurus.
Ø Pada usia 11 – 12
tahun tinggi badan anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda.
Ø Pada usia 12 – 13
tahun pertambahan tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan dengan anak
laki-laki.
Ø Perubahan yang
sangat cepat dalam tinggi ini tidak berjalan sejajar dengan kekuatan dan
keterampilannya.
Ø Selain terjadi
pertambahan tinggi badan yang cepat pada masa remaja juga terjadi perkembangan
seksual yang cepat pula.
Ø Perkembangan
seksual ditandai dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder.
Ø Pada awal masa
remaja anak wanita mulai mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi
basah.
Ø Ciri-ciri kelamin
sekunder berkenaan dengan tumbuhnya bulu-bulu pada seluruh badan, berubahnya
suara ( terutama pada remaja laki-laki ), membesarnya buah dada pada remaja
perempuan, dan tumbuhnya jakun pada remaja laki-laki.
Ø Dengan perkembangan
ciri-ciri kelamin sekunder ini, secara fisik remaja mulai menampakkan ciri-ciri
orang dewasa.
Ø Pada masa remaja
juga terjadi perkembangan hormon seksual.
Ø Hormon testosteron
merangsang pertumbuhan otot dan tulang-tulang baik pada pria maupun wanita.
Ø Hormon estrogen
merangsang pertambahan penyimpanan lemak di bawah kulit dan mendorong
pematangan tulang-tulang sehingga mencapai bentuk dan kekuatan sebagai orang
dewasa.
Ø Pertambahan
timbunan lemak pada wanita lebih banyak dibandingkan pria.
Ø Pria nampak lebih
kekar, berotot, kulitnya lebih kasar, sedangkan wanita lebih lembut, licin, dan
halus.
B.
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Ø Sejalan dengan
perkembangan fisik yang cepat, berkembang pula kemampuan intelektual
berpikirnya.
Ø Anak usia SD
berpikir konkret, anak SLTP mulai berpikir abstrak.
Ø Berpikir abstrak
adalah berpikir tentang ide-ide. Berpikir formal operasional menurut Jean
Piaget.
Ø Berkembangnya
kemampuan berpikir formal operasional pada remaja ditandai dengan tiga hal
penting, yakni : pertama, anak mulai mampu melihat (berpikir) tentang kemungkinan-kemungkinan;
kedua, anak telah mampu berpikir ilmiah. Ketiga, remaja telah mampu memadukan
ide-ide secara logis.
Ø Kemampuan berpikir
formal mengarahkan remaja kepada pemecahan masalah dengan berpikir secara
sistematis.
Ø Remaja lebih banyak
berbuat berdasarkan kebiasaan karena kurangnya tantangan atau hambatan yang
dihadapi.
Ø Guru perlu
mendorong mulai mengarahkan siswa kepada pemikiran tentang cita-cita atau
pekerjaan.
Ø Pada usia SD anak
sudah memiliki kemampuan mengingat informasi dan keterampilan memproses
informasi.
Ø Keterampilan
memproses informasi ini pada remaja lebih cepat dan kuat.
Ø Anak usia remaja (
SLTP / SLTA ) sudah mengerti dan dapat mengerjakan dengan benar bentuk tes
objektif tanpa penjelasan lagi dari guru, mampu mencari hal-hal penting pada
waktu membaca buku, mempunyai minat lebih pada mata pelajaran atau bidang
tertentu.
Ø Penguasaan
keterampilan memproses informasi ini melengkapi atau menyempurnakan penampilan
penguasaan kognitif mereka.
C.
PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Ø Kebanyakan remaja
merasa dekat dengan orang tuanya.
Ø Sebagian remaja
memiliki ketegangan antara dua hal yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari
orang tua dan adanya ketergantungan kepada orang tua.
Ø Konflik remaja
lebih sering terjadi dengan ibunya daripada ayahnya.
Ø Hal itu disebabkan
ibu lebih dekat hubungannya dengan anak.
Ø Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konflik anak dan orang tuan hanya terjadi 15% - 25% dari
seluruh keluarga terutama terjadi pada keluarga yang telah bermasalah sebelum
anak-anak mencapai masa remaja.
Ø Konflik yang
terjadi pada awal masa remaja terjadi karena masa purbertasnya dan bukan pada
usia kronologisnya.
Ø Orang tua seorang
remaja hendaknya lebih fleksibel dalam berpikir dan menerapkan peraturannya.
Ø Hubungan orang tua
dan remaja dapat seimbang dengan kehangatan saling menerima, konsisten dengan
aturan dan norma-norma, saling mendengar, adanya keterbukaan, dan mau
bernegosiasi.
Ø Semakin kuat
perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja akan semakin tinggi prestasi yang
diraihnya di sekolah. ( Dianne Pappalia, 1992 )
Sumber :
Buku Materi Pokok Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Modul 3 Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Prof. Dr. Mulyani Sumantri, M.Sc.
Jakarta : Universitas Terbuka, 2012
Sumber :
Buku Materi Pokok Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Modul 3 Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Prof. Dr. Mulyani Sumantri, M.Sc.
Jakarta : Universitas Terbuka, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar