# Mengajar tanpa menggurui # Memberi nasehat tanpa merasa lebih hebat #

Minggu, 22 Juni 2014

Resep Rahasia : Agar-agar Potong


6. Agar-agar Potong
( Kueh Melayu )

Persediaannya :
agar-agar satu tahil
gula pasir satu kati
Peraturannya :
Agar-agar direndam lebih dahulu kemudian dicuci bersih-bersih. Sudah itu ambil 3/4 agar-agar itu, dimasak dengan 3/4 kati gula. Apabila sudah masak, ditapis. Bahagi empat dan dibuat empat warna yaitu merah, hijau, kuning, dan coklat. Warna ini mengikuti kesukaan sendiri. Kemudian disejukkan. Ambil agar-agar yang tinggal 1/4 itu, dimasak pula dengan gula yang 1/4 kati itu dengan tiada dibuat warna apa-apa. Agar-agar yang empat warna itu, bila sudah sejuk dipotong kecil-kecil mengikut kesukaan sendiri bunganya. Sudah dipotong-potong, campurkan semuanya. Buat dalam mangkok atau pinggan. Agar-agar yang dimasak kemudian itu ditapis. Kemudian dicurahkan ke dalam mangkok yang berisi agar-agar yang telah dipotong dan bercampur semuanya itu. Bila sudah sejuk dan keras, dipotong-potong dan nampaklah di dalamnya berbagai-bagai warna.

Sumber :

Hidangan MelayuSiti Rodhiyah binti Muhammad Saleh. 1949

Resep Rahasia : Agar-agar Bunga Rampai


5. Agar-agar Bunga Rampai
( Kueh Melayu )

Persediaannya :
Agar seberapa suka
Gula seberapa suka
Kelapa setengah butir

Peraturan membuatnya :
Agar-agar dimasak dengan gula. Bila sudah mendidih dan cair, ditapis. Kemudian buatkan ke dalam loyang. Kelapa diparut, diperah, diambil santan yang kental, dibuat berwarna hijau daripada pandan wangi. Kemudian dituangkan ke dalam agar-agar yang dalam loyang itu sambil digaris-garis dengan garpu mengikut kesukaan sendiri bunganya. Apabila sudah sejuk dan keras, baharulah dipotong-potong.

Sumber :

Hidangan MelayuSiti Rodhiyah binti Muhammad Saleh. 1949

Resep Rahasia : Puding Mezena



4. Puding Mezena
( Kueh Sumatera )

Persediaan :
3 telur ayam
sesendok makan tepung mezena
segelas susu cair dan vanili

Peraturan membuatnya :
Mula-mula susu itu digelegakkan, beri vanili. Sudah itu bangkit, lalu dicampuri dengan tepung tadi. Kemudian ditambah dengan telur yang sudah diputar tadi. Sudah itu, dikacau sampai bercampur semuanya. Lalu dimasukkan ke dalam cetakannya lalu dibakar.

Sumber :

Hidangan MelayuSiti Rodhiyah binti Muhammad Saleh. 1949

Resep Rahasia : Agar-agar Gula Bahar


 3. Agar-agar Gula Bahar
( Kueh Sumatera )

Persediaan :
satu batang agar-agar
2 gelas air sejuk
satu mangkok gula pasir

Peraturan membuatnya :
Agar-agar itu direbus dengan air dan gula yang tersebut. Kalau sudah mendidih atau cair, ambillah 3 buah kuning telur ayam diputar
dengan setengah mangkok gula sampai kembang. Kalau sudah kembang, beri susu setengah gelas dan vanili. Setengah dimasukkan ke dalam agar-agar tadi dan yang setengah lagi dimasak. Kalau agar-agar yang dimasak itu sudah sejuk, dan dipotong-potong taruh di dalam piring baru disiram dengan kuahnya.

Sumber :

Hidangan MelayuSiti Rodhiyah binti Muhammad Saleh. 1949

Sabtu, 21 Juni 2014

Resep Rahasia : Agar-agar Ruak



2. Agar-agar Ruwak
( Kueh Sumatera )

Persediaan :

Agar-agar seberape yang dikehendaki
santan daripade 1/2 butir kepale
gincu dan penili

Peraturan membuatnye :

Agar-agar direndam sebentar kemudian dicuci bersih-bersih dituskan.

Kemudian masukkan ke dalam periuk, direbus, dibuat gincu dan penili serta santan. Kalau sudah masak, masukkan putih telur yang sudah diputar, sudah itu diangkat, tuang ke dalam acuannya, biarkan sejuk.

Dibuat kuahnye yaitu :
2 butir kuning telur ayam diberi susu, penili, dan gule sesedangnye, masak sampai mendidih. Agar-agar tadi kalau sudah sejuk dan keras dikeluarkan dari dalam acuannye, taruh di piring dan curahkan kuahnye yang dimasak itu di atasnye.

Sumber :

Hidangan Melayu. Siti Rodhiyah binti Muhammad Saleh. 1949

Resep Rahasia : Apam Dewa


1. Apam Dewa

( Kueh Melayu )

Persediaan :

Gula pasir satu cawan
Telur ayam satu cawan
Tepung kacang hijau secawan

Peraturan Membuatnya :

Mule-mule telur dipukol dengan gule sampai kembang kemudian dicampurkan tepong kacang hijau ini ke dalamnye kemudian dikukos seperti kite mengukos apam juge.

Sumber :

Hidangan MelayuSiti Rodhiyah binti Muhammad Saleh. 1949

Resep Rahasia Mak Kami

 Hidangan Melayu
Disusun oleh Siti Radhiyah binti Muhammad Saleh

Hidangan Melayu
Buku masakan kueh-kueh dari tanah Melayu, Borneo Utara, dan Sumatera Barat

dikumpulkan oleh
Siti Radhiyah binti Muhammad Saleh
( Bekas Guru Sekolah Perempuan Selangor )

Cetakan yang kedua
Hak pengarang terpelihara

Dari Penerbit

     Oleh sebab cetakan pertama telah habis di dalam masa sebulan sahaja, dan hingga hari ini banyak lagi permintaan dari pembaca. Oleh itu kita cetak kali yang kedua untuk memenuhkan permintaan dari para pembaca yang budiman.
     Di dalam cetakan kali yang kedua ini pengarang Hidangan Melayu telah bermurah hati membetulkan kekhilafan-kekhilafan yang terjadi di dalam cetakan pertama dan telah bermurah hati menambah empat jenis masakan kueh baharu lagi, menjadi semua 50 jenis. Diharap cetakan kedua ini dapat sambutan yang memuaskan dari para pembaca kita adanya.

Penerbit
1 April 1949
Kata Pendahuluan

     Dengan galakan dari suami saya, A. Harun Aminurrasyid, inilah saya kumpulkan beberapa jenis masak kueh yang telah saya coba dan elok jadinya.
     Ada di antara masakan kueh itu saya belajar dari percampuran saya dengan beberapa sahabat-sahabat kaum wanita seperti masakan dari Borneo, Sundakan yaitu waktu saya mengembara di sana mengikuti suami saya, dan selain dari itu saya telah coba dari buku-buku dan belajar dari sahabat-sahabat saya di Malaya.
     Mudah=mudahan buku kecil ini dapat menjadi khidmat saya kepada tanah air dan bangsa.

Radhiyah binti Muhammad Saleh
Uluyam Baharu, Selangor, 1 Juli 1948

Jumat, 13 Juni 2014

Asal Mula Nama Dabo Singkep



Asal Mula Nama Dabo Singkep

 
Asal mula nama tanah kelahiran saya yaitu Dabo Singkep sebenarnya ada beberapa versi.  Memang, sebuah daerah erat kaitannya dengan sejarah bagaimana asal usul nama daerah tersebut. Seperti kota Surabaya yang namanya berasal dari kata “Sura” yang berarti ikan hiu dan “Baya” yang berarti buaya. Seperti kota Banyuwangi yang berasal dari "Banyu" yang berarti air dan "Wangi". Begitu pula dengan Dabo Singkep kotaku tercinta.

Begini ceritanya :

Alkisah, pada zaman dahulu kala tersebutlah dua orang pemuda yang berniat ingin merantau.  Seorang berasal dari daerah Buton yang bernama La Abo dan seorang lagi dari etnis Cina yang bernama Singkek. Mereka  bertempat tinggal di Buton.

La Abo dan Singkek telah bersahabat sejak kecil. Mereka berdua sangat berhasrat untuk merantau ke luar dari daerah mereka karena mereka ingin memperbaiki kehidupan mereka agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Mereka pun mengatur rencana dengan baik. Segala perbekalan dan kebutuhan mereka di dalam perjalanan nanti mereka persiapkan. 

Esok paginya dengan sebuah sampan kecil, mereka pun berlayar mengarungi lautan luas. Telah berhari-hari mereka mengarungi lautan.  Perbekalan  mereka sedikit demi sedikit mulai habis sebab jarak tempuh ke suatu pulau sangatlah jauh.

Perjalanan tidak mungkin diteruskan tanpa perbekalan. Hal ini membuat La Abo dan Singkek mengubah rencana. Hingga akhirnya mereka memutuskan melabuhkan sampan mereka ke sebuah pulau kecil yang  kosong, tiada berpenghuni untuk mencari persediaan makanan. 

Pada awalnya mereka hanya menetap untuk beberapa hari saja di pulau kosong tersebut. Akan tetapi, setelah melihat kondisi pulau yang alamnya tidaklah liar dan jauh dari hewan-hewan buas serta mereka bisa menemukan persediaan makanan dengan mudah, La Abo dan Singkek pun tidak meneruskan perjalanan mereka. Sebaliknya mereka mulai betah untuk tinggal di tempat tersebut.

Mereka berdua pun tinggal di pulau kosong yang belum bernama itu. La Abo dan Singkek membawa keluarga mereka untuk tinggal bersama mereka. Satu per satu pohon-pohon ditebang dan semak-semak mulai dibersihkan untuk memperlancar aktivitas mereka. 

Hingga dari waktu ke waktu pulau tersebut berkembang dan orang-orang dari luar daerah mulai berbondong-bondong ikut pindah dan menetap di pulau itu. Tak terasa beberapa tahun telah berlalu, pulau tersebut makin lama makin berkembang dan maju. Hingga akhirnya, La Abo dan Singkek pun telah meninggal dunia. 

Warga pulau ini belum sempat memikirkan nama yang pantas untuk pulau tersebut. Akhirnya warga setempat memberi nama pulau ini dengan nama orang yang pertama kali mendiami pulau ini, yaitu Singkek yang lambat laun menjadi Pulau Singkep. Sedangkan kota Dabo berasal dari nama La Abo yang lambat laun menjadi Dabo. Penyebutan nama La Abo Singkek menjadi Dabo Singkep disebabkan oleh pengucapan dan logat Melayu.

Saat ini kuburan La Abo berada di dekat jalan Lorong Fajar, Dabo Singkep, biasa disebut sebagai Makam Keramat Pak Bok dan kuburan Singkek terdapat dua versi yang berbeda tentang lokasi keberadaannya. Versi pertama menyebutkan kuburan Singkek terletak di pemakaman Bukit Leban Dabo Lama, Dabo Singkep dan versi kedua menyebutkan kuburan Singkek terletak di pulau Lalang.

Keterangan :

Karena itu, penulisan Dabo Singkep semestinya dipisah. Dabo adalah nama kotanya, sedangkan Singkep adalah nama pulaunya.
La merupakan salah satu marga / nama keturunan Buton. Sama halnya dengan Wa, Laode, dan Waode.
Versi lain menjelaskan bahwa Sing Kek berarti pendatang baru.

Sejarah Meriam Tegak di Dabo Singkep



Sejarah Meriam Tegak di Dabo Singkep

Sebuah meriam tegak warisan sejarah masa lampau yang terletak di Dabo Singkep ini menyimpan misteri yang belum bisa ditolerir akal sehat manusia karena dari dulu sampai sekarang meriam tegak ini tidak pernah bisa dicabut oleh manusia bahkan pemerintah daerah telah mengerahkan alat berat tetapi dia tidak bisa dicabut.

Menurut Kepala Desa Batu Berdaun, tempat meriam tegak itu berada, “Waktu itu kalau tidak salah meriam tegak itu akan dipindahkan lokasinya ke Kantor Camat Singkep, upaya pemindahan dengan menggunakan alat berat eskavator tersebut gagal tanpa sebab pasti, alat berat itu macet berkali-kali, bahkan ketika dipaksakan juga bagian tangan eksavator itu bengkok ketika berusaha untuk membongkar meriam tegak tersebut. Sehingga usaha pemindahan itu gagal dan kalau tidak salah sudah hampir dua kali dilakukan.“ kata Sukarmadi.

Mengenai asal atau sejarah meriam tegak itu, sampai saat ini belum ada kepastian atau catatan tertulis, namun ada sumber dari orang tua terdahulu bahwa meriam itu dicacak oleh seorang putri raja bernama Encek Walek. Kala itu, Sang Putri sedang berkelahi dengan salah seorang Pangeran. Dengan kesaktiannya, Sang Putri menantang si Pangeran. “Kalau kau bisa mencabut meriam ini, baru kau melawan aku.” kata Sang Putri sambil mencacakkan meriam ke dalam tanah. Ternyata si Pangeran tak mampu mencabut meriam yang tercacak tegak itu. Sang Pangeran kalah lalu melarikan diri.

Sampai saat ini, meriam tegak tersebut masih tercacak di tanah, tepatnya di wilayah Desa Batu Berdaun, Kecamatan Singkep. Untuk menjaga benda langka tersebut Pemerintah Kabupaten Lingga senantiasa menyediakan anggaran untuk melestarikannya agar terlihat cantik dan terjaga. Di seberang jalan, berhadapan dengan meriam tegak, terdapat tangga ( berbahan beton ) rumah yang bangunannya sudah tidak terlihat lagi. Disinyalir bahwa di situ pernah ada bangunan megah di masanya.

( dari berbagai sumber )

Minggu, 01 Juni 2014