# Mengajar tanpa menggurui # Memberi nasehat tanpa merasa lebih hebat #

Minggu, 10 Maret 2013

Objek dalam Kalimat


Macam-macam jabatan kata dalam kalimat :

1.    Subjek ( S ) –→ keterangan S
 
2.    Predikat
 
3.    Objek = keterangan predikat yang rapat hubungannya

Ada empat macam objek :

            1)    Objek penderita ( O1 )

           Ciri-ciri objek penderita :

a.    Menderita / dikenai sasaran perbuatan / pekerjaan yang dinyatakan oleh P.
b.    Menderita / dikenai sasaran tindakan yang dilakukan oleh S.
c.    Menjadi hasil atau akibat pekerjaan yang dilakukan oleh S

Contoh :

Anshari / membuat / layang-layang.
     S                P            O. pend

Pemburu ulung / menembak / rusa.
            S                      P            O. pend

Pegangan untuk mencari / menetapkan objek penderita :
O1 = me-( P ) apa – S ?

Penggunaannya :

Tanya : Membuat apa adik ?
Jawab : Layang-layang. (O1 )

Tanya : Menembak apa pemburu ?
Jawab : Rusa. (O1 )

Kesimpulan :
a.    Bila pertanyaan itu terjawab, jawaban tersebut menunjukkan jabatan objek penderita.
b.    Sifat kata kerja yang menjabat P adalah kata kerja transitif.
c.    Bila pertanyaan itu tak terjawab, berarti tak ada objek penderita.
d.    Sifat kata kerja yang menjabat P adalah kata kerja tak transitif.

Kadang-kadang hubungan P dengan O penderita itu rapat sekali sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Ini disebut objek semu yang dalam uraian kalimat termasuk P saja.

Contoh : Ia / menaruh / perhatian.

Bukti bahwa antara P dan O itu rapat sekali karena sudah merupakan ungkapan. Kalimat tersebut tidak dapat dikembalikan dalam bentuk pasif.

Contoh : Perhatian ditaruhnya.
Ungkapan lain : mengangkat sumpah, menaruh dendam, menarik diri, menaruh minat, menawan hati.
 
            2)    Objek penyerta ( yang berkepentingan )( O2 )
Ciri-cirinya :
a.    Ikut serta melengkapi pekerjaan yang dinyatakan oleh P.
b.    Berkepentingan terhadap perbuatan yang dilakukan oleh S.

Pegangan untuk mencari / menetapkan objek penyerta :

O2 = untuk siapa S - P - O1 ?

Contoh :

Ayah / mencarikan / kami / nafkah.
  S             P                 O2        O1
Ibu / menjahitkan / adik / pakaian.
 S              P             O2         O1

Penggunaannya :

Tanya : Untuk siapa ayah mencarikan nafkah ?
Jawab : Kami. ( O2 )

Tanya : Untuk siapa ibu menjahitkan pakaian ?
Jawab : Adik. ( O2 )

Kalimat – kalimat tersebut dapat diucapkan lain dengan uraian jabatan yang sama.

Perhatikan : Ayah / mencari / nafkah / untuk kami.
                        S          P          O1                          O2

Ibu / menjahit / baju / untuk adik.
S          P            O1           O2

            3)    Objek pelaku ( O3 )

                 Ciri-cirinya :
a.    Objek pelengkap yang melakukan pekerjaan.
b.    Objek pelaku hanya terdapat dalam kalimat pasif.

Contoh : ( Kalimat – kalimat berikut jarang ditemui dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar )

Kami / dicarikan / nafkah / oleh ayah.
S              P                  O1          O3

Adik / dijahitkan / baju / oleh ibu.
S          P               O1                   O3

Nafkah / dicari / ( oleh ) ayah / untuk kami.
S               P                 O3                    O2

Baju / dijahit / ( oleh ) ibu / untuk adik.
S          P                      O3          O2

            Jadi, baik objek penderita maupun objek penyerta dalam kalimat aktif dapat menjadi
            subjek dalam kalimat pasif. Namun lazimnya objek penderita yang sering menjadi S.

            Pegangan untuk mencari / menetapkan Objek Pelaku :

            O3 = Oleh siapa - S - di-(P) / di-(P)-kan - O1 ?

            Contoh :

            Tanya : Oleh siapa baju dijahitkan ?
            Jawab : Oleh ibu. ( O3 )

            Tanya : Oleh siapa adik dijahitkan baju ?
            Jawab : Oleh ibu. ( O3 )

             4)    Objek berperangkai ( O4 )

                 Ciri-cirinya :
a.    Predikatnya terdiri dari kata kerja intransitif atau kata keadaan dan kata depan.
b.    Sebelum objek, terdapat kata perangkai.
c.    Tidak dapat dipasifkan.

Contoh :

Fayl / marah / akan adiknya.
  S        P         O4

Ibu / rindu / akan anaknya.
 S         P          O4

Mereka / berterima kasih / akan jasa-jasanya.
    S                  P                                  O4

Lain halnya dengan P yang terdiri dari kata memarahi, merindukan. Kalimat demikian dapat diubah ke dalam bentuk pasif.

Contoh :
Fayl memarahi adiknya.                                 Adiknya dimarahi Fayl.
Ibu merindukan anaknya.                               Anaknya dirindukan ibu.

Beberapa golongan kata yang predikatnya berperangkai :
kasih akan,
benci terhadap
terdiri atas
bergantung pada
jatuh pada
berbicara tentang
bersangkut paut dengan
taat kepada

Kepustakaan :

1. Ambary, Drs. Abdullah. 1984. Intisari Tatabahasa Indonesia. Bandung : Djatnika
2. Keraf, Gorys. 1970. Tatabahasa Indonesia. Ende : Nusa Indah
3. Moeliono, Anton M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
    Jakarta : Balai Pustaka
4. Tjiptadi, Drs. Bambang, ST. Negoro. 1985. Rangkuman Tata Bahasa Indonesia.
    Bandung : Yudhistira



Sile layangkan kritik anda melalui e-mail kepada :
syamsulhendry@gmail.com

1 komentar:

  1. Punten pak, izin bertanya teori jenis2 objek ini yang mana saja yang diambil dari buku yang bapak tuliskan sumbernya? misal objek berperangkai teorinya bapak ambil dari buku yang mana. terima kasih kaa sebelumnya

    BalasHapus