# Mengajar tanpa menggurui # Memberi nasehat tanpa merasa lebih hebat #

Selasa, 27 Juni 2017

Kepada Para Pendidik Muslim : Setiap Pendidik Muslim hendaknya mampu Mengintegrasikan antara Islam dan Kurikulum

Kepada Para Pendidik Muslim
Oleh DR. ABU BAKAR AHMAD AS SAYYID

Bab II
Sarana-sarana Dakwah dalam Menyeru Anak Didik kepada Jalan Allah SWT

Setiap pendidik muslim hendaknya mampu mengintegrasikan antara Islam dan kurikulum

DR. ABU BAKAR AHMAD AS SAYYID menyapa, Saudaraku, pendidik muslim ! Ketahuilah, dakwah yang kita lakukan harus berdasarkan niat semata karena Allah dalam setiap manifestasi dan praktek kerja. Sarana ini adalah unsur yang paling penting untuk meraih balasan pahala dari Allah SWT. Selain itu, juga demi mensukseskan dakwah sebab tanpa unsur ini sarana ini akan mengarah kepada riya padahal riya itulah yang harus dihindari oleh setiap muslim sebagaimana telah diperingatkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad lewat sabdanya :
“Setiap amal perbuatan itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang tergantung dari apa yang ia niatkan.” ( HR Bukhari – Muslim )
Saudaraku, pendidik muslim diharapkan :
1.      Setiap pendidik muslim harus memiliki sikap dan kepribadian yang Islami
2.      Setiap pendidik muslim hendaknya mampu mengintegrasikan antara Islam dan kurikulum
Mampu mengintegrasikan antara Islam dan kurikulum dengan pengertian menyatukan antara Islam dan kurikulum dengan sederhana seperti :
a)      Memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk memperkuat dan memperkokoh akidah kepada Allah
Dari segi mata pelajaran hendaknya para pendidik menyatukan atau menggabungkan ( baik secara formal maupun informal ) kurikulum dan dasar keislaman ( Al Quran dan Hadits ) sebab pengajaran dan pendidikan adalah sarana penting dalam memantapkan dan mengokohkan akidah. Selain itu, pengajaran juga merupakan sarana yang penting untuk memakmurkan alam raya ini serta untuk beribadah kepada Allah. Jadi tujuan pengajaran Islam bukan hanya untuk memperoleh ijazah apalagi sampai dibangga-banggakan dengan sombongnya di depan umum.
Rasulullah telah bersabda :
 “Janganlah kalian menuntut ilmu untuk kalian bangga-banggakan terhadap para ulama dan untuk menzalimi serta memusuhi orang-orang awam / bodoh, dan janganlah untuk membingungkan majelis atau umat, maka barang siapa yang berbuat demikian, maka baginya api neraka.” ( HR Ibnu Majah )
“Barang siapa yang belajar atau mempelajari ilmu untuk menandingi ulama dan memusuhi orang awam atau orang bodoh atau memalingkan pandangan orang kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.” ( HR Tirmidzi )

Allah ta’ala berfirman :
“Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu.” ( QS Al Mu’min  83 )

Oleh karena itu, kepada para pendidik muslim hendaklah selalu beramal di atas jalan ruh Islam dan iman kepada Allah dalam kurikulum pelajaran dengan menggabungkan dan menyatukan kurikulum pelajaran dengan kehidupan seorang muslim. Hal ini dimaksudkan untuk memasukkan saham dalam pembentukan akal pemikiran dan kepribadian yang islami.

1)      Kepada para guru atau dosen sejarah hendaknya tidak hanya menguraikan dan menceritakan kejadian sejarah, tetapi juga menjelaskan kepada anak didiknya bahwa bagi Allah ada sunnah kauniyah atau sunnah alam yang tetap beredar dan berjalan atas umat maupun individu sebagaimana beredar dan berjalannya para makhluk Allah yang lain yang sesuai dengan teori gerak laju.

“Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum(mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.” ( QS Al Ahzab : 62 )

“Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu” ( QS al Fath : 23 )

Para pendidik sejarah hendaklah juga memberitahukan bahwa kemajuan dan kemunduran umat adalah mengikuti teori dan sunnatullah seperti yang dijelaskan Allah ta’ala :

“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi ( hari kiamat ).” ( QS Al Mu’min : 51 )

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” ( QS al A’raf : 96 )

Oleh karena itu, meninggalkan akhlak yang terpuji seperti yang disebutkan dalam al Quran dan ingkar terhadap nikmat Allah akan menyebabkan kehancuran dan kemerosotan umat, sedangkan iman kepada Allah, tetap konsisten dan konsekuen, serta komitmen terhadap akhlak yang terpuji akan menyebabkan kemenangan dan kemuliaan. Oleh karena itulah, sejarah manusia seluruhnya merupakan realisasi dari kaidah-kaidah yang disebutkan dalam ayat-ayat al Quran tersebut dan ini tentu saja berjalan sesuai dengan peraturan Allah swt.

2)      Kepada pendidik ilmu geografi, geologi, dan ilmu alam hendaknya memperkokoh anak didiknya dengan materi yang diajarkannya. Ajarkanlah bahwasanya dalam alam yang kita tempati ini, dengan serba keteraturan ini semua itu sudah tentu ada yang mengatur dan menciptakannya. Dialah yang Mahakuasa, Maha Bijaksana, dan Maha Mengetahui. Kemudian ajaklah mereka untuk selalu memikirkan ciptaan Allah yang ada di alam raya ini.

Allah berfirman :
“Katakanlah : “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memeri peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.” ( QS Yunus : 101 )

3)      Kepada guru / dosen ilmu alam ( fisika, kimia, biologi ) hendaklah memanfaatkan hakikat ilmiah yang ada untuk menetapkan adanya Allah SWT dengan segala kebijaksanaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan kehendak-Nya. Hendaklah para pendidik ini menghubungkan fakta ilmiah dengan wujud Allah dalam setiap menerangkan pelajarannya. Hendaknya selalu merujuk kepada Al Quran ( ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu itu ). Cara ini akan dapat menguatkan bukti dan argumentasi kepada anak didik tentang Al Quran bahwa Al Quran bukan hanya khusus untuk pelajar dan guru agama Islam saja.
4)      Kepada guru / dosen ilmu tarbiyah Islamiyah hendaklah memahami agungnya risalah yang diemban dan bertanggung jawab untuk berdakwah serta menyadari betapa mulianya materi yang sedang diajarkan. Para ustadz hendaknya memahami akan tanggung jawabnya mengajarkan al Quran dan hadits sebab jika telah benar-benar menunaikan amanah ini maka berarti anda telah menjadi sebaik-baik manusia, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah :
ﺧﲑﰼﻣﻦﺗﻌﲅاﻟﻘﺮآن وﻋﻠﻤﻪ
Artinya : “Sebaik-baik di antara kalian adalah orang yang belajar Al Quran dan yang mengajarkannya.” ( HR Bukhari )
Oleh karena itu, tugas para pendidik bukan seperti kebanyakan tugas yang ada, begitu pula dengan materi pelajarannya. Ingatlah wahai pendidik muslim… mata pelajaran dakwah kepada Allah ta’ala adalah sebaik-baik tugas. Oleh karena itu, hendaklah anda menjadikan anak didik mencintai pelajaran itu. Janganlah anda menjadikan pelajaran itu kering tidak bermakna, seperti halnya dengan mengubah jam pelajaran Al Quran dengan hafalan saja tanpa pemahaman maknanya. Janganlah pelajaran sejarah Islam hanya direnteti oleh hafalan-hafalan peristiwa, nama-nama peperangan, tahun kejadian serta nama-nama tokoh atau pahlawan saja.
Jelaskanlah ayat-ayat Al Quran yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa itu agar mereka dapat merasakan betapa lezatnya Islam dan menerangkan hikmahnya. Jelaskan pula bagaimana berakhlak dengan akhlak Qurani.
Oleh karenanya, dalam memberi materi jangan bertele-tele dan hendaklah menghubungkannya dengan kehidupan kita dewasa ini, karena saat ini manusia tidak hanya membutuhkan tsaqafah islamiyah secara teori saja, tetapi mereka juga butuh arahan untuk menjadi seorang muslim yang haroki (selalu berbuat kebaikan) di bumi ini. Di sinilah peranan sirah Rasulullah. Tak lain dan tak bukan hanya untuk memberikan keteladanan dalam praktek nyata agar para anak didik dipenuhi dengan semangat dan keimanan sehingga akan selalu terus mengikuti jejak langkah sang panutan manusia ini dan Insha Allah akan terus membekas di dalam lubuk hati yang suci sebagaimana yang difirmankan Allah SWT :
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat. Akan tetapi, membenarkan ( kitab-kitab ) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” ( QS Yusuf : 111 )
5)      Kepada guru / dosen matematika hendaknya menjelaskan pemahaman-pemahaman matematika dengan contoh-contoh islami, seperti menjelaskan pemahaman himpunan dengan himpunan para nabi, para khulafaur rasyidin, para ummahatul mukminin, isteri nabi. Untuk penjelasan hitungan bilangan dengan menjelaskan contoh-contoh hisab, hitungan zakat harta atau maal dan hitungan warisan.
Dalam pelajaran statistika, setelah anda menjelaskan teori atau hukum kemungkinan, jelaskanlah pula bahwa semua ini sesuai dengan aturan dan susunan yang teratur dan tertib yang apabila tanpa si pencipta maka hasilnya nol ( sia-sia ). Dengan adanya rujukan terhadap ayat-ayat Allah, maka ketebalan iman para anak didik kita akan bertambah.
6)      Kepada guru / dosen ilmu hitung, hendaklah ketika menjelaskan cara penulisan skema atau grafik dapat menjelaskan skema zakat dan warisan serta perhitungan peraturan bank islam ( bank syariah, pen ) dan cara kerja biro statistika jumlah para haji  dan umrah dan jumlah penduduk di negara-negara Islam. Secara global juga hendaknya menghubungkan dan mengaitkan masalah-masalah hitungan dengan pikiran yang islami.
7)      Kepada guru / dosen bahasa dan sastra, hendaklah selalu memperhatikan judul pembahasan materi yang diajarkannya, baik itu potongan cerita, syair atau puisi dengan pemikiran islami. Janganlah anda mengajarkan buku-buku yang dari barat karena sebagian besar sastra mereka berisi pemikiran-pemikiran komunis, atheis, materialis, kapitalis, dan liberalis. Hal ini amat bertentangan dengan sistem atau prinsip akidah kita sebab tidak mustahil bahasa dan sastra membawa dampak negatif dalam pembinaan akal secara umum.
8)      Kepada guru nasyid, hendaklah memenuhi hati siswanya dengan keimanan kepada Allah dan semangat untuk beramal di jalan Allah, tetap konsisten dan konsekuen dengan Al Quran dan hadits. Suruhlah mereka menghafal nasyid islamiyah dan ikut serta melantunkannya. Hal ini sebagai pengganti syair-syair dan lagu-lagu jahiliyah seperti lagu yang menggambarkan kefanatikan golongan, bangsa, dan cinta.
Para pendidik muslim  hendaknya meyakinkan anak didiknya bahwa jenis kepribadian seorang muslim adalah akidahnya dan dakwah islamiyah adalah dakwah internasional, dakwah yang universal.

b)      Memperingatkan para siswa terhadap apa-apa yang bertentangan dengan Islam
Jika seorang pendidik melihat dalam diktat kurikulum mata pelajarannya ada materi yang bertentangan dengan dasar atau prinsip-prinsip akidah Islam, maka ia wajib memberitahu dan memperingati anak didiknya tentang hal yang menyimpang itu dengan semestinya dan dengan dasar Al Quran dan Hadits sebagai hukum Islam, seperti :
1)      Guru / dosen matematika mengingatkan siswanya terhadap apa yang dinamakan dengan keuntungan yang tergolong riba. Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
2)      Guru / dosen biologi agar menjelaskan kepada siswanya tentang teori evolusi Darwin yang amat bertentangan dengan Islam dalam masalah perkembangan penciptaan makhluk dan penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya dengan didasari ayat-ayat Al Quran dan Hadits.

Silakan layangkan tanggapan anda melalui surel : syamsulhendry@gmail.com
Kita bisa diskusikan lebih lanjut mengenai hal ini.

3)      Guru / dosen sejarah Islam bila mendapatkan pelajaran di dalam kurikulumnya yang menjelaskan bahwa daulah utsmaniyah memerangi negara-negara Islam sebagaimana Perancis atau Inggris, maka anda wajib menjelaskan kepada siswanya bahwa daulah dan orang-orang utsmaniyyah adalah saudara kita sesama Islam dan merekalah yang mengembalikan kedudukan kaum muslimin setelah diobrak-abrik tentara kafir. Utsmaniyahlah yang memimpin umat Islam dalam membuka dan merebut Konstantinopel setelah para imperialis kuffar dengan kejam dan sadis membantai dan menindas kaum muslimin selama hampir delapan abad. Para utsmaniyah itulah yang menyebarkan Islam di hampir seperempat bagian Eropa sampai bisa menembus dinding dan tembok kita dan mereka jugalah yang menjadikan Laut Tengah sebagai lautan Islam.
Musuh-musuh Islam membalas dendam dengan kefanatikan kebangsaan yang sangat kental dan ini ditumbuhkan dalam diri kaum muslimin sendiri. Mereka mengilustrasikannya kepada Arab dengan menggambarkan bahwa Turki adalah musuh mereka yang paling kejam. Ternyata hal itu masuk dengan perlahan ke dalam hati sebagian pemimpin utsmaniyah sehingga semakin lama masuklah penyakit-penyakit kezaliman itu kepada mereka di samping penyakit adanya keyakinan akan kekal dan abadi di dunia. Padahal Turki Utsmani telah menyebarkan Islam dan menguasai Asia dan Eropa pada masa jayanya. Demikian pula dengan kejayaan Islam di Spanyol ratusan tahun silam.

3.      Setiap pendidik muslim hendaknya sungguh-sungguh dalam mengajar dan bermuamalah
4.      Setiap pendidik muslim hendaknya amar ma’ruf nahi munkar
5.      Setiap pendidik muslim hendaknya senantiasa memberikan motivasi dengan anjuran-anjuran yang Islami
6.      Setiap pendidik muslim hendaknya mampu mengarahkan aneka ragam kegiatan menjadi kegiatan yang Islami


Penutup

Kepada Saudaraku, para pendidik muslim …
Kepada Saudariku, para ustadzah, pendidik muslimah …
Ketahuilah, sesungguhnya amal perbuatan dan dakwah adalah demi kelangsungan kehidupan Islam di antara umat kita dan itu merupakan kewajiban syar’i.
Amal perbuatan dan dakwah ini tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan bila hanya dilakukan oleh orang per orang atau individu saja. Namun hal ini wajib dilakukan oleh jamaah atau umat Islam semua dengan sungguh-sungguh dan saling membantu satu sama lainnya ( sebagaimana yang dilakukan musuh-musuh Islam. Mereka dengan sungguh-sungguh dan gigih menghancurkan Islam dengan berbagai cara ).
Allah SWT berfirman :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” ( QS Ali Imran : 104 )
Untuk itu kami amat berharap anda dapat melaksanakan risalah ilahiyah ini merealisasikan tugas dan amanat ini dalam kehidupan sehari-hari.
Mulailah dari dini berdakwah kepada para anak didik anda dan dirikanlah bangunan serta lembaga pendidikan atas dasar takwa kepada Allah SWT dan dalam rangka mengharap ridha-Nya semata. Dengan demikian, tidak lama lagi, dengan seizin Allah SWT, anak didik kita akan menjadi generasi Qurani yang selalu mengangkat dan memperhatikan masalah umat Islam dan selalu mencarikan pemecahannya yang baik sesuai dengan syariat Islam, yakni Al Quran dan Hadits.
Kami hanya bisa memohon kepada Allah yang Mahakuasa agar selalu memberikan pertolongan kepada kita semua dan kepada anda sekalian. Semoga Allah SWT selalu menunjukkan kita jalan yang lurus demi menunaikan amanah ini.
Allah SWT berfirman :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” ( QS Al Ankabut : 69 )
Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan anda sekalian dengan balasan kebaikan yang berlipat.
آﻣﻴﻦ

Silakan layangkan komentar anda melalui surel : syamsulhendry@gmail.com

Sumber :

Kepada Para Pendidik Muslim

Judul Asli : Risalah Ilaa Al Mudarrisiin wal Mudarrisaat

Penulis : DR. Abu Bakar Ahmad As Sayyid
Penerbit : Jamiatul Imam Muhammad bin Saud Alislamiyah Riyadh – Saudi Arabia 1987

Penerjemah : Farid Hamidy
Penyunting : Ika Dikarina

Penerbit : Gema Insani Press – Jakarta, 2001

Minggu, 25 Juni 2017

Kepada Para Pendidik Muslim : Setiap Pendidik Muslim harus Memiliki Sikap dan Kepribadian yang Islami

Kepada Para Pendidik Muslim
Oleh DR. ABU BAKAR AHMAD AS SAYYID

Bab II
Sarana-sarana Dakwah dalam Menyeru Anak Didik kepada Jalan Allah SWT

Setiap pendidik muslim harus memiliki sikap dan kepribadian yang Islami

DR. ABU BAKAR AHMAD AS SAYYID menyapa, Saudaraku, pendidik muslim ! Ketahuilah, dakwah yang kita lakukan harus berdasarkan niat semata karena Allah dalam setiap manifestasi dan praktek kerja. Sarana ini adalah unsur yang paling penting untuk meraih balasan pahala dari Allah SWT. Selain itu, juga demi mensukseskan dakwah sebab tanpa unsur ini sarana ini akan mengarah kepada riya padahal riya itulah yang harus dihindari oleh setiap muslim sebagaimana telah diperingatkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad lewat sabdanya :
“Setiap amal perbuatan itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang tergantung dari apa yang ia niatkan.” ( HR Bukhari – Muslim )
Saudaraku, pendidik muslim diharapkan :
1.      Setiap pendidik muslim harus memiliki sikap dan kepribadian yang Islami
Seorang pendidik muslim minimal berpenampilan Islami dengan menunjukkan sikap yang sesuai dengan syariat Islam. Oleh karena itu, ucapan, perbuatan, serta akhlaknya sesuai dengan ruh Islam.
a)      Di antara identitas yang diketahui bahwa si pendidik adalah seorang muslimah, seperti : menutup aurat dengan memakai busana muslimah untuk pendidik akhwat sebagaimana diperintahkan Allah ta’ala dalam al Quran surah Al Ahzab ayat 59.
Para ibu guru / dosen atau ustadzah tidak patut berdakwah dan menyeru para anak didiknya untuk taat kepada Allah ta’ala padahal dia sendiri dengan terang-terangan telah berbuat maksiat kepada Allah ta’ala dengan tidak memakai jilbab dan membuka auratnya. Oleh karena itu, para pendidik muslimah hendaklah pertama kali taat kepada Allah ta’ala dengan memakai jilbab yang benar dan yang sesuai dengan aturan Islam. Hendaklah para pendidik muslimah membuang jauh-jauh serta mengesampingkan perhiasan-perhiasan diri yang tidak boleh tampak apalagi sampai berpakaian ketat, tipis, dan pendek sehingga auratnya dapat jelas terlihat.
Perhatikan firman Allah ta’ala berikut ini :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, kecuali yang ( biasa ) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.”  ( QS an Nur : 31 )

b)      Untuk para pendidik muslim laki-laki sebaiknya memelihara jenggot serta memotong dan merapikan kumis sesuai dengan yang disunnahkan Nabi Muhammad lewat sabdanya :

“Janganlah kalian sama atau menyerupai orang-orang musyrik. Peliharalah jenggot dan rapikanlah kumis.” ( HR Bukhari – Muslim )

c)      Jika masuk ke ruang kelas, hendaklah dengan wajah yang berseri-seri. Ingatlah pesan Rasulullah
“Janganlah Anda meremehkan perbuatan makruf yang sekecil-kecilnya walaupun itu hanya berwajah ceria ketika bertemu dengan kawan.” ( HR Muslim )
Berilah penghormatan dengan memberi salam dengan mengucapkan :
اﻟﺴّﻼمُ ﻋَﻠﻴْﲂ وَرَﲪـﺔ ﷲ وَﺑَﺮَ ﻛـﺎﺗُﮧُ
Jangan memberi salam atau penghormatan yang biasa diucapkan oleh orang-orang awam seperti ucapan “selamat pagi”, “selamat malam”, dan yang semacamnya.
d)      Mulailah pembicaraan dengan membaca basmalah, hamdalah, dan shalawat Nabi, seperti yang dinasehatkan Rasulullah kepada kita :
“Setap perkara yang penting yang tidak dimulai dengan membaca Basmalah atau Hamdalah, maka terputuslah rahmat dan berkah Allah SWT.” ( HR Abu Daud dan Ibnu Majah )
e)      Jika hendak mulai memberi dan menulis pelajaran di papan tulis, hendaklah yang pertama kali ditulisnya adalah kalimat Basmalah karena dengan begitu kalimat itulah yang pertama kali dibaca para anak didik. Dengan demikian, mereka jadi akan tahu bahwa Basmalah adalah sunnah untuk disebut dan diucapkan pada setiap perbuatan.
f)       Setelah selesai menerangkan pelajaran dan sebelum berpisah dengan mereka, hendaklah membaca surat Al Ashr dan berdoa dengan doa penutup majelis yaitu :
ﺳُﺒْﺤَـﺎ ﻧَﻚَ اﻟﻠﻬُﻢّ وَﲝَﻤْﺪِكَ٬
أﺷْﻬَﺪُ انْﻻ إﻟﻪَ إﻻ اﻧْﺖَ٬
اﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ كَ وَ اﺗُﻮْ بُ إﻟـَﻴْﻚَ
“Maha suci Engkau, Ya Allah, segala puja dan puji hanya bagi-Mu, kami memuji-Mu, kami bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang patut disembah dan dimintai pertolongan melainkan hanya Engkau semata. Kami mohon ampun atas dosa dan kesalahan kami. Kami bertaubat kepada-Mu, ya Allah.”
Doa penutup majelis itu adalah penghapus kesalahan dalam majelis sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi.
g)      Hendaklah senantiasa waspada dan menyeru untuk selalu menunaikan shalat bersama dengan berjamaah di masjid atau musholla agar mereka tahu secara praktek tentang pentingnya sholat berjamaah di awal waktu. Jika sikon memungkinkan, alangkah baiknya diadakan pelajaran ringkas atau diskusi singkat tentang masalah keagamaan dan keduniaan, sekarang populer dengan istilah kultum.

2.      Setiap pendidik muslim hendaknya mampu mengintegrasikan antara Islam dan kurikulum
3.      Setiap pendidik muslim hendaknya sungguh-sungguh dalam mengajar dan bermuamalah
4.      Setiap pendidik muslim hendaknya amar ma’ruf nahi munkar
5.      Setiap pendidik muslim hendaknya senantiasa memberikan motivasi dengan anjuran-anjuran yang Islami
6.      Setiap pendidik muslim hendaknya mampu mengarahkan aneka ragam kegiatan menjadi kegiatan yang Islami


Penutup

Kepada Saudaraku, para pendidik muslim …
Kepada Saudariku, para ustadzah, pendidik muslimah …
Ketahuilah, sesungguhnya amal perbuatan dan dakwah adalah demi kelangsungan kehidupan Islam di antara umat kita dan itu merupakan kewajiban syar’i.
Amal perbuatan dan dakwah ini tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan bila hanya dilakukan oleh orang per orang atau individu saja. Namun hal ini wajib dilakukan oleh jamaah atau umat Islam semua dengan sungguh-sungguh dan saling membantu satu sama lainnya ( sebagaimana yang dilakukan musuh-musuh Islam. Mereka dengan sungguh-sungguh dan gigih menghancurkan Islam dengan berbagai cara ).
Allah SWT berfirman :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” ( QS Ali Imran : 104 )
Untuk itu kami amat berharap anda dapat melaksanakan risalah ilahiyah ini merealisasikan tugas dan amanat ini dalam kehidupan sehari-hari.
Mulailah dari dini berdakwah kepada para anak didik anda dan dirikanlah bangunan serta lembaga pendidikan atas dasar takwa kepada Allah SWT dan dalam rangka mengharap ridha-Nya semata. Dengan demikian, tidak lama lagi, dengan seizin Allah SWT, anak didik kita akan menjadi generasi Qurani yang selalu mengangkat dan memperhatikan masalah umat Islam dan selalu mencarikan pemecahannya yang baik sesuai dengan syariat Islam, yakni Al Quran dan Hadits.
Kami hanya bisa memohon kepada Allah yang Mahakuasa agar selalu memberikan pertolongan kepada kita semua dan kepada anda sekalian. Semoga Allah SWT selalu menunjukkan kita jalan yang lurus demi menunaikan amanah ini.
Allah SWT berfirman :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” ( QS Al Ankabut : 69 )
Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan anda sekalian dengan balasan kebaikan yang berlipat.
آﻣﻴﻦ



Sumber :

Kepada Para Pendidik Muslim

Judul Asli : Risalah Ilaa Al Mudarrisiin wal Mudarrisaat

Penulis : DR. Abu Bakar Ahmad As Sayyid
Penerbit : Jamiatul Imam Muhammad bin Saud Alislamiyah Riyadh – Saudi Arabia 1987

Penerjemah : Farid Hamidy
Penyunting : Ika Dikarina

Penerbit : Gema Insani Press – Jakarta, 2001

Kepada Para Pendidik Muslim : Sarana Dakwah dalam Menyeru Anak Didik kepada Jalan Allah SWT

Kepada Para Pendidik Muslim
Oleh DR. ABU BAKAR AHMAD AS SAYYID

Bab II
Sarana-sarana Dakwah dalam Menyeru Anak Didik kepada Jalan Allah SWT

DR. ABU BAKAR AHMAD AS SAYYID menyapa, Saudaraku, pendidik muslim ! Ketahuilah, dakwah yang kita lakukan harus berdasarkan niat semata karena Allah dalam setiap manifestasi dan praktek kerja. Sarana ini adalah unsur yang paling penting untuk meraih balasan pahala dari Allah SWT. Selain itu, juga demi mensukseskan dakwah sebab tanpa unsur ini sarana ini akan mengarah kepada riya padahal riya itulah yang harus dihindari oleh setiap muslim sebagaimana telah diperingatkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad lewat sabdanya :
“Setiap amal perbuatan itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang tergantung dari apa yang ia niatkan.” ( HR Bukhari – Muslim )
Saudaraku, pendidik muslim diharapkan :
1.      Setiap pendidik muslim harus memiliki sikap dan kepribadian yang Islami
2.      Setiap pendidik muslim hendaknya mampu mengintegrasikan antara Islam dan kurikulum
3.      Setiap pendidik muslim hendaknya sungguh-sungguh dalam mengajar dan bermuamalah
4.      Setiap pendidik muslim hendaknya amar ma’ruf nahi munkar
5.      Setiap pendidik muslim hendaknya senantiasa memberikan motivasi dengan anjuran-anjuran yang Islami
6.      Setiap pendidik muslim hendaknya mampu mengarahkan aneka ragam kegiatan menjadi kegiatan yang Islami

Insha Allah, 6 butir tersebut akan diuraikan dengan judul masing-masing.

Penutup

Kepada Saudaraku, para pendidik muslim …
Kepada Saudariku, para ustadzah, pendidik muslimah …
Ketahuilah, sesungguhnya amal perbuatan dan dakwah adalah demi kelangsungan kehidupan Islam di antara umat kita dan itu merupakan kewajiban syar’i.
Amal perbuatan dan dakwah ini tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan bila hanya dilakukan oleh orang per orang atau individu saja. Namun hal ini wajib dilakukan oleh jamaah atau umat Islam semua dengan sungguh-sungguh dan saling membantu satu sama lainnya ( sebagaimana yang dilakukan musuh-musuh Islam. Mereka dengan sungguh-sungguh dan gigih menghancurkan Islam dengan berbagai cara ).
Allah SWT berfirman :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” ( QS Ali Imran : 104 )
Untuk itu kami amat berharap anda dapat melaksanakan risalah ilahiyah ini merealisasikan tugas dan amanat ini dalam kehidupan sehari-hari.
Mulailah dari dini berdakwah kepada para anak didik anda dan dirikanlah bangunan serta lembaga pendidikan atas dasar takwa kepada Allah SWT dan dalam rangka mengharap ridha-Nya semata. Dengan demikian, tidak lama lagi, dengan seizin Allah SWT, anak didik kita akan menjadi generasi Qurani yang selalu mengangkat dan memperhatikan masalah umat Islam dan selalu mencarikan pemecahannya yang baik sesuai dengan syariat Islam, yakni Al Quran dan Hadits.
Kami hanya bisa memohon kepada Allah yang Mahakuasa agar selalu memberikan pertolongan kepada kita semua dan kepada anda sekalian. Semoga Allah SWT selalu menunjukkan kita jalan yang lurus demi menunaikan amanah ini.
Allah SWT berfirman :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” ( QS Al Ankabut : 69 )
Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan anda sekalian dengan balasan kebaikan yang berlipat.
آﻣﻴﻦ



Sumber :

Kepada Para Pendidik Muslim

Judul Asli : Risalah Ilaa Al Mudarrisiin wal Mudarrisaat

Penulis : DR. Abu Bakar Ahmad As Sayyid
Penerbit : Jamiatul Imam Muhammad bin Saud Alislamiyah Riyadh – Saudi Arabia 1987

Penerjemah : Farid Hamidy
Penyunting : Ika Dikarina

Penerbit : Gema Insani Press – Jakarta, 2001

Kamis, 15 Juni 2017

Kepada Para Pendidik Muslim : Berdakwah dan Menuntun Anak Didik

Kepada Para Pendidik Muslim
Oleh DR. ABU BAKAR AHMAD AS SAYYID

Bab I
Bagaimana Cara Pendidik Muslim Berdakwah dan Menuntun Anak Didiknya ke Jalan Allah SWT

DR. ABU BAKAR AHMAD AS SAYYID menyampaikan bahwa risalahnya yang berjudul “Risalah ilaa al mudarrisiin wal mudarrisaat” untuk seluruh pendidik di bidang apa saja dan di manapun berada. Di dalam risalah ini terkumpul beberapa saran, usulan, pendapat, serta sarana-sarana khusus untuk berdakwah kepada para murid/mahasiswa agar lubuk hati mereka dipenuhi oleh keridhaannya mengikuti manhaj Islam yang sempurna.
Sarana-sarana ini hanya merupakan contoh saja, tetapi mudah-mudahan Allah SWT memberikan manfaatnya kepada kita semua. Marilah kita mewujudkan apa-apa yang dilihat dan dirasa sesuai untuk anak didik kita. Jika perlu tambahkanlah apa-apa yang baik dan sesuai dengan situasi tempat kita mengajar.
Betapa pentingnya pendapat dan sarana tersebut sebab pada dasarnya para pendidik akan merasa luhur dan agung tujuannya sesuai dengan kesungguhannya dalam mewujudkan hal itu.

1.       Pahala yang berlimpah dari Allah SWT
Saudaraku, Saudariku, para pendidik muslim…
Ketahuilah, semangat anda untuk berdakwah kepada anak didik anda akan bertambah jika anda benar-benar memperhatikan anak didik anda sehingga mereka memperoleh hidayah dari Allah SWT untuk menjadi muslim sejati.
Ketahuilah saudaraku pendidik muslim, sesungguhnya hal itu lebih baik daripada dunia beserta isinya ini. Begitu pula halnya bila anda benar-benar memberi kabar gembira kepada anak didik anda untuk selalu berbuat baik. Niscaya anda akan memperoleh pahala ( dengan izin Allah SWT tentunya ) dari perbuatan anda terhadap mereka sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW :

“Barang siapa yang menunjukkan kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang mengerjakannya.” (HR Muslim)

“Barang siapa yang berdakwah/menyeru kepada hidayah-Nya, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barang siapa yang menyeru dan mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurani dosa-dosa mereka sedikitpun.” (HR Muslim)

2.       Setiap pendidik bertanggung jawab terhadap anak didiknya
Oleh karena itu, hendaklah syiar anda, wahai saudaraku pendidik muslim, sebagaimana yang difirmankan Allah SWT :
“Siapakah yang lebih baik perkataannya dari orang yang menyeru kepada Allah (agama-Nya) dan beramal salih dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.’” ( Al Quran Surah Fushilat : 33 )
Allah SWT telah memberikan kelonggaran kesempatan kepada anda untuk membina tunas-tunas din kita. Berbahagialah karena mereka berada di bawah asuhan anda. Insha Allah, mereka siap mendengarkan dan mengikuti nasihat anda.
Oleh karena itu, janganlah anda lewatkan kesempatan baik ini. Jangan anda buang begitu saja tanpa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jangan anda tinggalkan mereka menjadi mangsa musuh-musuh Islam, sebab mereka adalah anak-anak dan saudara anda sendiri. Selamatkanlah mereka dari seruan-seruan yang menyesatkan dan merusak. Selamatkan mereka dari arahan materi keduniawian belaka serta dari pikiran-pikiran yang menyimpang.
Saudaraku, para pendidik muslim, jika anda lengah dan gegabah dalam menunaikan amanah ini maka anda pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas kelengahan anda itu di hadapan Allah SWT kelak pada hari perhitungan amal manusia. Ingatlah sabda Rasulullah SAW :


“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian.” ( HR Bukhari – Muslim )
Jika anda telah menunaikan kewajiban itu maka untuk anda balasan yang sebaik-baiknya atas wafa’, pemenuhan tugas dan kewajiban anda itu.
Firman Allah SWT :
“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar; dan kepada Allah lah kembali segala urusan.” ( QS Al Hajj : 41 )

3.       Anak didik anda hari ini adalah pemimpin di masa depan
Sesungguhnya para anak didik anda hari ini adalah pemegang kendali segala permasalahan. Merekalah yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan di masa depan nanti. Merekalah kelak yang akan menggerakkan lajunya perahu masyarakat, dan mereka pulalah yang mengatur segala urusan-urusan di negara anda.
Jika hari ini kita sebagai pendidik telah menunaikan amanat lewat berbagai nasihat, pendidikan, dan ajaran yang islami, yang baik dan benar lewat teori dan praktek, insha Allah, kelak dari mereka akan lahir generasi yang mutsaqqof, intelektual muslim yang komitmen terhadap Islam, generasi yang beriman kepada Allah SWT, yang selalu mengalir dalam dirinya ruh dan semangat jihad, yang senang beramal dengan hanya mengharap ridha Allah semata, bukan mengharap kesenangan dunia yang tak abadi. Generasi yang mutsaqqof dan Qurani itulah yang akan membawa laju perahu menuju tujuannya, yakni ridha Allah SWT. Insha Allah, mereka tidak mempedulikan lagi angin topan dan gelombang samudera yang datang dari Timur dan Barat yang mencoba menenggelamkannya.

4.       Suburnya lahan medan dakwah di lingkungan siswa dan mahasiswa
Sesungguhnya ruang lingkup dan medan pengajaran merupakan lahan yang paling subur untuk berdakwah sebab para guru / dosen senantiasa berhubungan secara kontinyu dengan siswa-siswanya dalam waktu yang relatif lama dan panjang. Karena itu, bila para guru / dosen itu beriman kepada Allah SWT, selalu konsisten dan konsekuen, merasa bangga dengan keislamannya, merasa berkewajiban menunaikan dakwah, maka dengan mudah ia akan dapat mempengaruhi para anak didiknya dengan sinar keimanan yang dibawa dan diembannya. Ia akan dapat mempengaruhi mereka dengan kalimat thoyyibah, akhlak yang mulia dan terpuji. Dengan demikian, insha Allah, akan terbukalah hati mereka untuk menerima seruan anda dan hati mereka akan hidup dengan dakwah itu, sebagaimana berubahnya benih jika ada yang merawatnya sampai berbunga dan berbuah.
Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu…” ( QS Al Anfal : 24 )
5.       Pendidikan dan pengajaran adalah medan dakwah
Ketahuilah, Saudaraku, para  pendidik muslim… jihad anda dalam lingkup pengajaran dan pendidikan tidak kurang pentingnya dari jihad dengan meriam, senapan, dan peluru kendali. Bila tangan-tangan yang akan membawa meriam itu tidak dididik untuk melakukan wudhu dan shalat, maka ia akan segera melepaskan senjatanya dan lari dari medan pertempuran yang selanjutnya ia akan menjadi penghuni tanah liat untuk selamanya.
Ketahuilah, Saudariku, ibu guru, ustadzah … jihad anda dalam medan pengajaran dan pendidikan adalah untuk mendidik pemudi yang muslimah, mukminah yang komitmen, konsisten, dan konsekuen terhadap Islam, terhadap perintah-perintah Robbnya, terhadap ajaran-ajaran nabi dan rasul-Nya. Ini akan membawa dampak yang sangat besar dalam kemajuan umat Islam.
Muslimah yang taat adalah yang memberikan motivasi kepada suaminya untuk berjihad dan mendorong anak-anaknya ke medan pertempuran memerangi musuh-musuh Allah. Ia bangga dengan syahid anak-anaknya dalam membela Islam.
Wanita yang mukminah juga pergi mendatangi halaqah-halaqah (majelis ilmu, red.) guna mendalami ilmu keislaman, mendatangi rumah-rumah Allah. Hal ini berbeda sekali dengan wanita-wanita yang dikuasai setan yang selalu bergumul dengan permainan dentuman musik dan mode-mode perancang busana jahiliyah masa kini.
Karena itu janganlah cita-cita anda dalam mengajar dan mendidik hanya demi memperoleh rupiah semata dan demi untuk dapat membeli pakaian dan perhiasan. Jika itu yang anda tuju maka lebh baik anda tinggal di rumah untuk mendidik anak-anak dan tetap taat kepada suami.
Jadikanlah tujuan anda itu adalah untuk menguatkan iman dalam lubuk hati siswi/mahasiswi sesuai dengan yang telah anda ajarkan kepada mereka pengetahuan duniawi dan ukhrawi. Anda juga tentu sudah mengetahui bahwa larinya wanita muslimah dari ajaran Islam kepada kejahiliyahan adalah tujuan terpenting dari pada musuh-musuh Allah SWT.
Sesungguhnya dalam menghadapi kebangkitan Islam yang kita saksikan dewasa ini, kita amat membutuhkan kaum wanita dalam membantu dan mendorong suami, saudara, dan putra-putranya ke medan jihad. Oleh karena itu, para ibu guru, ustadzah… jihad anda adalah terhadap sesama kaummu baik di lapangan pendidikan maupun di dalam rumah.

6.       Memerangi kemaksiatan
Dewasa ini pintu-pintu dunia semakin terbuka lebar sehingga kemaksiatan dan kerusakan semakin tersebar luas dan muncul dari balik jendela yang beraneka ragam sehingga kita sulit untuk menghalanginya. Berbagai aliran yang menyesatkan pun semakin giat menyebarkan kebatilan dengan gaya dan corak yang berbeda.
Jendela yang paling berbahaya adalah sarana media. Penyebaran media membawa dampak yang sangat besar sehingga dapat merusak akidah umat Islam. Karena media massalah pemikiran-pemikiran para siswa menjadi tercampur, seperti tercampurnya kebenaran dengan kebatilan sehingga yang batil itu menjadi terlihat samar-samar, sudah tidak jelas lagi haram dan halalnya karena sudah tercampur oleh syariat dan akidah aliran yang sesat dan menyesatkan itu. Kebatilan dan kemaksiatan telah melekat erat kepada mereka baik dilihat dari ucapan maupun perbuatannya.
Oleh karena itu, para pendidik harus merasa terpanggil melihat dampak negatif yang jelas-jelas terlihat di depan matanya. Para pendidik harus segera memeriksa dan mengobatinya dengan cara yang bijak dan dengan selalu mengaitkan dan mengikat semua itu dengan Kitabullah (Al Quran) dan sunnah rasul-Nya ( Al Hadits ) sehingga para anak didik kita bisa menimbang dengan neraca syariat Islam.
Setiap pendidik hendaknya senantiasa menumbuhkan dan mengembangkan ilmu dan amalnya kepada peningkatan yang lebih baik sehingga ia patut dan cocok menjadi penasihat dan dai. Seorang pendidik tidak patut berdiri dengan tangan terbelenggu ke belakang pundaknya melihat penyimpangan yang dilakukan para muridnya. Seorang guru tidak patut berdiam diri tak bergerak dan tidak mengambil inisiatif apapun dalam menyaksikan anak didiknya melakukan kemaksiatan.
Janganlah para pendidik merasa kewajibannya hanya mengisi otak anak didiknya saja, tanpa pernah menganjurkan mereka ke jalan takwa dan taat kepada Allah SWT.
Janganlah cita-cita anda hanya mengharap dan menunggu gaji di akhir bulan sehingga melupakan kepentingan yang pokok, yaitu berdakwah, menyeru kepada agama Allah SWT karena Allah SWT telah berfirman :
“Katakanlah : “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS Yunus : 58 )

Penutup

Kepada Saudaraku, para pendidik muslim …
Kepada Saudariku, para ustadzah, pendidik muslimah …
Ketahuilah, sesungguhnya amal perbuatan dan dakwah adalah demi kelangsungan kehidupan Islam di antara umat kita dan itu merupakan kewajiban syar’i.
Amal perbuatan dan dakwah ini tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan bila hanya dilakukan oleh orang per orang atau individu saja. Namun hal ini wajib dilakukan oleh jamaah atau umat Islam semua dengan sungguh-sungguh dan saling membantu satu sama lainnya ( sebagaimana yang dilakukan musuh-musuh Islam. Mereka dengan sungguh-sungguh dan gigih menghancurkan Islam dengan berbagai cara ).
Allah SWT berfirman :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” ( QS Ali Imran : 104 )
Untuk itu kami amat berharap anda dapat melaksanakan risalah ilahiyah ini merealisasikan tugas dan amanat ini dalam kehidupan sehari-hari.
Mulailah dari dini berdakwah kepada para anak didik anda dan dirikanlah bangunan serta lembaga pendidikan atas dasar takwa kepada Allah SWT dan dalam rangka mengharap ridha-Nya semata. Dengan demikian, tidak lama lagi, dengan seizin Allah SWT, anak didik kita akan menjadi generasi Qurani yang selalu mengangkat dan memperhatikan masalah umat Islam dan selalu mencarikan pemecahannya yang baik sesuai dengan syariat Islam, yakni Al Quran dan Hadits.
Kami hanya bisa memohon kepada Allah yang Mahakuasa agar selalu memberikan pertolongan kepada kita semua dan kepada anda sekalian. Semoga Allah SWT selalu menunjukkan kita jalan yang lurus demi menunaikan amanah ini.
Allah SWT berfirman :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” ( QS Al Ankabut : 69 )
Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan anda sekalian dengan balasan kebaikan yang berlipat.
آﻣﻴﻦ



Bab II
Sarana-sarana dakwah dalam menyeru anak didik kepada jalan Allah SWT.

Insha Allah bersambung….


Sumber :

Kepada Para Pendidik Muslim

Judul Asli : Risalah Ilaa Al Mudarrisiin wal Mudarrisaat

Penulis : DR. Abu Bakar Ahmad As Sayyid
Penerbit : Jamiatul Imam Muhammad bin Saud Alislamiyah Riyadh – Saudi Arabia 1987

Penerjemah : Farid Hamidy
Penyunting : Ika Dikarina

Penerbit : Gema Insani Press – Jakarta, 2001