Mata Kuliah : Perkembangan
Peserta Didik
Modul 4
Karakteristik dan
Kebutuhan Peserta Didik Usia Dewasa
TUJUAN KHUSUS
1.
Menjelaskan
pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual
2.
Menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa
3.
Menjelaskan
perbedaan individu orang dewasa
4.
Menjelaskan
kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
Anak usia sekolah menengah dalam Psikologi Perkembangan disebut sebagai masa remaja atau adolesen. Usia di atas 20 tahun dikelompokkan sebagai usia dewasa. Kelompok usia dewasa dibagi lagi menjadi kelompok dewasa muda ( 20 - 40 tahun ), dewasa ( 40 - 65 tahun ), dan dewasa lanjut ( 65 tahun ke atas). Hampir seluruh aspek kepribadian mencapai puncak kematangannya pada akhir masa adolesen atau awal masa dewasa muda.
Kegiatan Belajar 1
Pertumbuhan Fisik dan
Perkembangan Intelektual
A. PERTUMBUHAN
FISIK
Perkembangan
fisik pada masa dewasa muda tinggi badan maksimal naik sekitar 2 – 3 cm kecuali
dengan latihan-latihan luar biasa. Perkembangan
berat badan berjalan terus dan bisa tidak beraturan sesuai dengan kebiasaan
hidup. Perkembangan
fungsi aspek-aspek fisik terus berjalan sesuai dengan jenis pekerjaan,
pendidikan, dan latihan yang diikuti serta hobi-hobi aktivitas fisik yang
diminati. Perkembangan
kekuatan tulang dan otot mulai berkurang dan melemah setelah usia 30 – 35
tahun, tetapi kecekatan, keterampilan, dan kelenturan masih bisa bertahan
sampai usia 35 – 40 tahun, setelah itu fungsi aspek-aspek fisik mulai
berkurang. Usia
dewasa muda merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat, dan cekatan
dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan
dan kesehatan badan tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi,
kebiasaan hidup, kebiasaan makan, serta pemeliharaan kesehatan. Masa
dewasa muda merupakan masa untuk berumah tangga dan melahirkan keturunan. Masa
ini merupakan masa yang cukup baik untuk pembinaan rumah tangga, melahirkan dan
membina keturunan. Mereka
bukan saja telah matang secara fisik, tetapi juga secara sosial, emosional, dan
nilai-nilai. Pada
umumnya pada usia ini mereka telah memiliki pekerjaan.
B. PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL
Puncak
perkembangan intelektual telah tercapai pada masa adolesen. Kualitas
kemampuan berpikir kelompok dewasa muda masih terus berkembang, lebih meluas
atau komprehensif dan mendalam. Makin
tinggi dan luas ilmu pengetahuan dan informasi yang dimiliki makin tinggi kualitas
kemampuan berpikir. Cattel
dan Horn membedakan dua macam kecerdasan yaitu fluid
intelligence dan crystallised intelligence. Fluid intelligence meliputi proses memahami hubungan, pembentukan konsep-konsep, nalar dan
abstraksi yang tidak banyak mendapatkan pengaruh dari pendidikan dan
kebudayaan, sedangkan crystallised intelligence tergantung pada
latar belakang budaya dan pendidikan.
Sementara itu, Schaine mengemukakan bahwa perkembangan kognitif merupakan transisi dari apa yang ingin saya ketahui "what I need to know" yang merupakan penguasaan keterampilan berpikir pada masa anak dan remaja, menjadi bagaimana sebaikny saya menggunakan apa yang saya ketahui "how should I use what I know" yang merupakan integrasi keterampilan berpikir pada kerangka kehidupan praktis kemudian menjadi mengapa saya perlu tahu "why should I know" yang merupakan tujuan dan makna yang berpuncak pada dikuasainya kebijaksanaan pada usia tua.
Sementara itu, Schaine mengemukakan bahwa perkembangan kognitif merupakan transisi dari apa yang ingin saya ketahui "what I need to know" yang merupakan penguasaan keterampilan berpikir pada masa anak dan remaja, menjadi bagaimana sebaikny saya menggunakan apa yang saya ketahui "how should I use what I know" yang merupakan integrasi keterampilan berpikir pada kerangka kehidupan praktis kemudian menjadi mengapa saya perlu tahu "why should I know" yang merupakan tujuan dan makna yang berpuncak pada dikuasainya kebijaksanaan pada usia tua.
C. PERKEMBANGAN
MORAL
Menurut
Kohlberg ada tiga tingkatan perkembagan moral kognitif,
yaitu tahap prakovensi, konvensi, dan pasca konvensi. Tahapan
perkembangan aspek moral telah dicapai pada usia adolesen. Tahapan
tertinggi perkembangan moral kognitif menurut Kohlberg, yaitu pertimbangan
nilai atas dasar hukum dan peraturan tidak tertulis atas dasar kata hati. Pada
masa dewasa pemikiran moral seolah-olah berhenti dan tenggelam dalam kesibukan
kegiatan pekerjaan dan kehidupan keluarga. Melalui
pengalaman moral seseorang mengubah pemikiran moral menjadi perbuatan moral. Pemahaman
tentang prinsip-prinsip moral telah berkembang pada masa adolesen, tetapi
ketertarikan kepada nilai-nilai moral dan perbuatan bermoral baru tercapai pada
usia dewasa. Sigmund Freud – Bapak psikoanalisis – berpendapat bahwa perkembangan moral pada wanita
lebih rendah dibandingkan dengan pria. = Kohlberg. Beberapa
penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata tentang
perkembangan moral pada pria dengan wanita. Perbedaan
yang ada bukan disebabkan oleh faktor jenis kelamin, tetapi lebih banyak
disebabkan oleh tingkat pendidikan dan profesi.
Tahap-tahap perkembangan moral pada wanita dewasa menurut Gilligan :
Tahap-tahap perkembangan moral pada wanita dewasa menurut Gilligan :
Tahap 1 Orientasi terhadap keberadaan diri
Pada periode ini para
wanita lebih mengonsentrasikan hidupnya kepada keberadaan dan kepentingan
dirinya, apa yang baik dan berguna bagi dirinya
Tahap 2 Kebaikan sebagai pengorbanan diri
Pada tahap ini mereka
mulai menyadari tentang tanggung jawabnya terhadap orang lain, serta mulai
melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan pengorbanan.
Tahap 3 Moralitas tidak berbuat kesalahan
Pada tahap ini terjadi
perubahan atau perkembangan kesadaran dari tidak mau menyakiti orang lain dan
menyaiti dirinya, kepada prinsip persamaan antara dirinya dengan orang lain.
Gilligan dan Attanucci
menyimpulkan bahwa baik pria maupun wanita sama, keduanya memiliki nilai
kepedulian tentang perhatian dan keadilan, tetapi antara keduanya ada perbedaan
dalam penerapannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar