# Mengajar tanpa menggurui # Memberi nasehat tanpa merasa lebih hebat #

Senin, 26 November 2012

Santun dan Sabar

Rasulullah saw. bersabda kepada Abdul Qais yang terluka, "Sesungguhnya di dalam dirimu ada dua sifat yang disukai Allah yaitu santun dan sabar." ( HR Muslim )

Istiqamah

Perbuatan baik yang paling disukai Allah ialah perbuatan yang dilakukan terus-menerus ( istiqamah ). ( HR Muttafaq 'Alaih ; Riyadhus Shalihin )

Doa Minta Ampun kepada Allah

"Wahai Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti." ( QS 3 : 193 )

Dengki Memakan Pahala

"Waspadalah terhadap sifat dengki karena sesungguhnya dengki itu dapat memakan pahala kebaikan, perumpamaan api yang memakan kayu bakar." ( HR Abu Dawud )

Kasih Sayang Allah

Barang siapa yang tidak mengasihi kepada sesama manusia, maka tidak ada kasih sayang Allah untuknya. ( HR muttafaq 'alaih ; Riyadhus Shalihin )

Jauhi Prasangka Buruk

Jauhilah oleh kalian prasangka buruk karena sesungguhnya prasangka buruk itu ialah berita paling dusta. ( HR Imam Malik ; al Muwaththa' )

Menunjukkan atas Kebaikan

"Barang siapa menunjukkan ( seseorang ) atas kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya." ( HR Muslim )

Bukan Jalan yang Dimurkai

" ... . Bukan ( jalan ) mereka yang dimurkai, dan bukan ( pula jalan ) mereka yang sesat." ( QS al Fatihah (1) : 7 )

Ibnu Mas'ud ra. berkata, "Mereka ( yang dimurkai ) adalah orang-orang Yahudi dan mereka ( yang sesat ) adalah orang-orang Nasrani." [ Muhammad Ahmad - Tafsir Ibnu Mas'ud ]

Jangan Remehkan Perbuatan Baik

Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah sekali-kali meremehkan perbuatan baik, walaupun hanya menyambut saudaramu dengan muka yang ceria." ( HR Muslim )

Selasa, 20 November 2012

Quantum Teaching melalui Konteks dan Isi

Quantum Teaching melalui konteks :
1. mengorkestrasi sarana yang menggairahkan
2. mengorkestrasi landasan yang kukuh
3. mengorkestrasi lingkungan yang mendukung
4. mengorkestrasi perancangan pembelajaran yang dinamis

Quantum Teaching melalui isi :
1. mengorkestrasi penyajian yang prima
2. mengorkestrasi fasilitas yang luwes
3. mengorkestrasi keterampilan belajar untuk belajar
4. mengorkestrasi keterampilan hidup


Sumber :
Quantum Teaching : Orchestrating Student Successs
by Bobbi dePotter, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie
Allyn & Bacon, a Peason Education company. 2000

Sile layangkan kritik anda melalui e-mail kepada :
syamsulhendry@gmail.com

Menjadi Guru Favorit

1.   dekat dengan anak didik
2.   membangun suasana menyenangkan
3.   bisa berperan sebagai orang tua kedua
4.   sebagai motivator
5.   menjadi sahabat dalam belajar
6.   berkepribadian layak ditiru
7.   bersikap kasih dan sayang
8.   sabar dalam mengajar
9.   bisa membuat tertawa
10. pembebas bagi anak didiknya
11. bisa menjadi pendengar dan penengah
12. tidak angkuh dan sombong
13. tidak ketinggalan zaman
14. mempunyai jiwa seni
15. segera memberikan bantuan
16. tidak segera menyalahkan
17. menyenangi aktivitas mengajar

( Sumber : Menjadi Guru Favorit, Akhmad Muhaimin Azzet, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. 2001 )

Sile layangkan kritik anda melalui e-mail kepada :
syamsulhendry@gmail.com

Tujuh Kesalahan yang sering Dilakukan Guru

1. mengambil jalan pintas dalam pembelajaran
2. menunggu peserta didik berperilaku negatif
3. menggunakan destructive discipline
4. mengabaikan perbedaan peserta didik
5. merasa paling pandai
6. bersikap tidak adil ( diskriminatif )
7. memaksa hak peserta didik


( Sumber : Menjadi Guru Profesional. 2006. Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Bandung : PT Remaja Rosdakarya )

Peran Guru

Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai :

1.   pendidik,
2.   pengajar,
3.   pembimbing,
4.   pelatih,
5.   penasehat,
6.   inovator,
7.   model dan teladan,
8.   pribadi,
9.   peneliti,
10. pendorong kreativitas,
11. pembangkit pandangan,
12. pekerja rutin,
13. pemindah kemah,
14. pembawa cerita,
15. aktor,
16. emansipator,
17. evaluator,
18. pengawet,
19. kulminator

( Sumber : Menjadi Guru Profesional. 2006. Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Bandung : PT Remaja Rosdakarya )


Sile kiremkan kritik anda melalui e-mail kepada :
syamsulhendry@gmail.com

Mendongkrak Kualitas Pembelajaran

1. mengembangkan kecerdasan emosi
2. mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran
3. mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang
4. membangkitkan nafsu belajar
5. mendayagunakan sumber belajar

( Sumber : Menjadi Guru Profesional. 2006. Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Bandung : PT Remaja Rosdakarya )

Enam Ciri Guru Profesional

1. memiliki kompetensi sesuai Permendiknas nomor 16 tahun 2007
2. menguasai kurikulum
3. menguasai materi pelajaran
4. menguasai multimetode dan multimedia
5. memiliki dedikasi yang tinggi
6. memiliki disiplin yang baik

( Sumber : Menjadi Guru Profesional. 2006. Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Bandung : PT Remaja Rosdakarya )

Sabtu, 17 November 2012

Defenisi Pariwisata

Meskipun ada variasi batasan, ada beberapa komponen pokok yang secara umum disepakati di dalam batasan pariwisata ( khususnya pariwisata internasional ), yaitu sebagai berikut :

1. Traveler, yaitu orang yang melakukan perjalanan antar dua atau lebih lokalitas;
2. Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan perjalanannya bukan untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencari nafkah, pendapatan, atau penghidupan di tempat tujuan.
3. Tourist, yaitu bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak satu malam ( 24 jam ) di daerah yang dikunjungi. ( World Tourism Organization )

Semua definisi yang dikemukakan selalu mengandung beberapa unsur pokok, yaitu :
1. Adanya unsur travel ( perjalanan ), yaitu pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain;
2. Adanya unsur tinggal sementara di tempat yang bukan merupakan tempat tinggal yang biasanya; dan
3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari penghidupan / pekerjaan di tempat yang dituju. ( John I. Richardson dan Martin Fluker )

Selanjutnya A. Mathieson dan G. Wall mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga elemen utama, yaitu :
1. a dynamic element, yaitu travel ke sautu destinasi wisata;
2. a static element, yaitu singgah di daerah tujuan; dan
3. a consequential element, atau akibat dari dua hal di atas ( khususnya terhadap masyarakat lokal ) yang meliputi dampak ekonomi, sosial, dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan ).

Sumber : Pengantar Ilmu Pariwisata. 2009. Prof. Dr. I Gde Pitana, M.Sc. dan I Ketut Surya Diarta, SP.,MA. Yogyakarta : Penerbit Andi

Defenisi Wisatawan

Menurut Neil Leiper, seseorang dapat disebut sebagai wisatawan ( dari sisi perilakunya ) apabila memenuhi beberapa kriteria berikut :
1. Melakukan perjalanan jauh dari tempat tinggal normalnya sehari-hari;
2. Perjalanan tersebut dilakukan paling sedikit semalam, tetapi tidak permanen;
3. Dilakukan pada saat tidak bekerja atau mengerjakan tugas rutin lain, tetapi dalam rangka mencari pengalaman mengesankan dari interaksinya dengan beberapa karakteristik tempat yang dipilih untuk dikunjungi.

Pengertian wisatawan domestik di Australia dan New Zealand haruslah memenuhi persyaratan teknis, yaitu sebagai berikut :
1. Perjalanan tersebut dilakukan lebih dari 40 km.
2. Masih dalam wilayah negaranya sendiri.
3. Paling tidak perjalanan tersebut dilakukan semalam, tetapi tidak melebihi tiga bulan.

Secara umum batasan wisatawan, yaitu : (1) tujuan perjalanan; (2) jarak / batas perjalanan; (3) durasi atau waktu perjalanan; dan (4) tempat tinggal orang yang melakukan perjalanan.

Defenisi teknikal wisatawan internasional tidak dinyatakan tujuan perjalanan, tetapi harus memenuhi kriterial teknikal berikut ini :
1. Mengunjungi negara lain selain negaranya sendiri.
2. Perjalanannya paling tidak harus lebih dari 24 jam.

William Theobald mengemukakan beberapa elemen yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan apakah seseorang dapat dikatakan sebagai wisatawan atau tidak menurut standar international, yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan perjalanan ( purpose of trip )
2. Jarak perjalanan dari tempat asal ( distance traveled )
3. Lamanya perjalanan ( duration of trip )

Sumber : Pengantar Ilmu Pariwisata. 2009. Prof. Dr. I Gde Pitana, M.Sc. dan I Ketut Surya Diarta, SP.,MA. Yogyakarta : Penerbit Andi

Cabang-cabang Ilmu Pariwisata

Berdasarkan ketiga aspek ilmu pariwisata, terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya, maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu pariwisata. Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan, aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas, maka cabang-cabang disiplin ilmu pariwisata paling tidak dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Pengembangan jasa wisata
Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang strategi, metode, dan teknik penyediaan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata. Objek perhatiannya adalah aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa, seperti fasilitas akomodasi, atraksi, akses dan amenitas, serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya.

2. Organisasi Perjalanan
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan memperoleh nilai kepuasan berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumber daya pariwisata. Dalam hal ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata, pengorganisasian, dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.

3. Kebijakan Pembangunan Pariwisata.
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial, ekonomi, budaya, psikologi perjalanan wisata bagi masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui suatu tindakan yang terencana. Termasuk dalam hal ini adalah perencaan kebijakan dan pengembangan pariwisata.

Dengan pengembangan ketiga cabang ilmu pariwisata tersebut maka dapat diidentifikasi kompetensi keahlian para lulusan atau penyandang keahlian ilmu pariwisata, yaitu sebagai berikut :

1. Kompetensi dalam penyediaan, pengelolaan, dan pengembangan berbagai jenis jasa wisata, seperti akomodasi, industri boga, event organizer, dll.
2. Kompetensi dalam penyediaan, pengelolaan, dan pengembangan paket dan program perjalanan.
3. Kompetensi dalam penyusunan program pengembangan destinasi, penataan kawasan, penyusunan kebijakan pemasaran, analisis dampak pariwisata, dll.

Sumber : Pengantar Ilmu Pariwisata. 2009. Prof. Dr. I Gde Pitana, M.Sc. dan I Ketut Surya Diarta, SP., MA. Yogyakarta : Penerbit Andi

Aspek Aksiologi Pariwisata

Aksiologi merupakan aspek ilmu yang sangat penting. Dalam ilmu pariwisata, pertanyaan yang perlu dijawab di sini adalah nilai atau manfaat apa yang dapat disumbangkan oleh ilmu pengetahuan. Ilmu pariwisata jelas memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia. Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam, baik dalam bentuk pengalaman, pencerahan, penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri. Dalam konteks inilah dapat dipahami mengapa PBB menegaskan kegiatan berwisata sebagai hak asasi. Kontribusi pariwisata yang lebih kongkrit bagi kesejahteraan manusia dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan, seperti meningkatnya kegiatan ekonomi, pemahaman terhadap budaya yang berbeda, pemanfaat potensi sumber daya alam dan manusia. ( B.L. Copeland. 2004. Tourism, Welfare and De-Industrialization in a Small Open Economy; Economica 58 ( 232 ) dalam Pengantar Ilmu Pariwisata, Prof. Dr. I Gde Pitana, M.Sc. dan I Ketut Surya Diarta, SP., MA. 2009. Yogyakarta : CV Andi Offset )

Aspek Epistemologis Pariwisata

Aspek epistemologi pariwisata menunjuk pada cara-cara memperoleh kebenaran atas objek ilmu. Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran ilmiah, yakni didasarkan pada suatu logika berpikir yang rasional, objektif dan dapat diuji secara empirik. Sebagai contoh, pergerakan wisatawan sebagai salah satu objek formal ilmu pariwisata dipelajari dengan menggunakan suatu metode berpikir rasional. Misalnya, pergerakan wisatawan terjadi akibat adanya interaksi antara ketersediaan sumber daya ( waktu luang, uang, infrastruktur ) dengan kebutuhan mereka untuk menikmati perbedaan dengan lingkungan sehari-hari. Dalam hal ini logika berpikir sangat rasional dan - lebih dari itu - juga dapat dibuktikan secara empiirik. Sebaliknya sangat tidak rasional dan sulit dibuktikan kebenaran pergerakan wisatawan akibat perang atau bayang-bayang hari kiamat.

Sumber : Pengantar Ilmu Pariwisata, Prof. Dr. I Gde Pitana, M.Sc. dan I Ketut Surya Diarta, SP., MA. 2009. Yogyakarta : CV Andi Offset

Aspek Ontologi Pariwisata

Ilmu pariwisata harus mampu menyediakan informasi ilmiah yang lengkap tentang hakikat pelancongan, gejala pariwisata, wisatawannya sendiri, prasarana dan sarana wisata, objek-objek yang dikunjungi, sistem dan organisasi, dan kegiatan bisnisnya, serta semua komponen pendukung di daerah asal wisatawan maupun di daerah destinasi wisata.

Dengan pertimbangan filsafati terhadap pembentukan ilmu pariwisata perlu dilakukan dengan menekankan tiga aspek poko, yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara asumtif, dapat dikatakan bahwa objek formal kajian ( aspek ontologi ) ilmu pariwisata adalah masyarakat. Focus of interest ilmu pariwisata adalah kehidupan masyarakat manusia.

Fenomena pariwisata dapat difokuskan pada tiga unsur yakni : 1) pergerakan wisatawan; 2) aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan; dan 3) implikasi atau akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas.

Sumber : Pengantar Ilmu Pariwisata, Prof. Dr. I Gde Pitana, M.Sc. dan I Ketut Surya Diarta, SP., MA. 2009. Yogyakarta : CV Andi Offset

Minggu, 11 November 2012

Pendapat Madzhab tentang Kepiting

Bagaimana pendapat para Imam Madzhab mengenai kepiting ?
1. Imam Hanafi berkata, "Tidak boleh dimakan, kecuali ikan dan sejenisnya."
2. Imam Maliki berkata, "Boleh dimakan, kecuali daging babi laut makruh untuk dimakan."
3. Imam Syafi'i berkata, "Tidak boleh dimakan baik itu kepiting, penyu, kura-kura, ular, katak, dan buaya."
4. Imam Hambali berkata, "Boleh dimakan, kecuali katak dan buaya." ( Muhammad bin Abdurrahman ; Fiqih Empat Madzhab )

Sebelum dan Sesudah Isya

Sesungguhnya Rasulullah saw. membenci tidur sebelum shalat Isya dan membenci ngobrol ( bergadang ) sesudahnya. ( HR Bukhari no. 568 )

Sabtu, 10 November 2012

Hewan Laut

Dihalalkan bagimu hewan buruan laut dan makanan ( yang berasal ) dari laut. ( QS 5 : 96 )

Laut itu airnya suci serta mensucikan, bangkainya pun halal ( walau tanpa disembelih ). ( HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majjah ; Ibnu Hajar al 'Asqalani ; Bulughul Maram )

Pendapat Madzhab tentang Landak

Bagaimana pendapat para Imam Madzhab mengenai hewan landak ?
1. Imam Hanafi dan Imam Hambali berkata, "Haram memakan daging landak."
2. Imam Maliki dan Syafi'i berkata, "Daging landak halal untuk dimakan."
( Muhammad bin Abdurrahman ; Fiqih Empat Madzhab )

Daging Landak

Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya mengenai daging landak, lalu Beliau menjawab, "Sesungguhnya ia ( hewan landak ) termasuk salah satu binatang yang kotor." ( HR Ahmad dan Abu Dawud ; Bulughul Maram )

Pendapat Mazhab tentang Biawak

Bagaimana pendapat para Imam Madzhab mengenai hewan biawak ?
1. Imam Maliki dan Imam Syafi'i berkata, "Daging biawak halal untuk dimakan."
2. Imam Hambali berkata, "Boleh memakan daging biawak."
( Muhammad bin Abdurrahman ; Fiqih Empat Madzhab )

Daging Biawak

Rasulullah saw. pernah ditanya mengenai daging biawak, lalu beliau bersabda, "Aku tidak mau memakannya, walaupun aku tidak mengharamkannya." ( HR Bukhari )

Imam asy Syafi'i berkata, "Daging biawak boleh dimakan, baik yang kecil maupun yang besar." ( Syaikh Husain Abdul Hamid ; Mukhtashar al-Umm )

Kemuliaan Dunia & Akhirat

"Kemuliaan dunia bisa diraih dengan harta, kemuliaan akhirat hanya bisa diraih dengan amal shalih." ( Umar bin Khaththab ; Nashaaihul 'Ibaad )

Santun & Sabar

Rasulullah saw. bersabda kepada Abdul Qais yang terluka, "Sesungguhnya di dalam dirimu ada dua sifat yang disukai Allah Ta'ala, yaitu santun dan sabar." ( HR Muslim )

Allah Ta'ala Melihat Hatimu

Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak melihat kepada tubuhmu dan tidak pula kepada wajahmu, akan tetapi Dia melihat kepada hatimu." ( HR Muslim )

Diselamatkan Allah

"Barang siapa yang ingin diselamatkan oleh Allah dari kesulitan-kesulitan hari kiamat, maka hendaklah ia mempermudah orang miskin atau membebaskan hutangnya." ( HR Muslim )

Orang yang Binasa

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, "Jika kamu mendengar seseorang berkata, 'Semoga orang-orang itu binasa.', maka dialah orang yang paling binasa dari mereka." ( HR Imam Malik ; al Muwaththa' )