Kepada Para Pendidik Muslim : Setiap Pendidik Muslim hendaknya mampu Mengintegrasikan antara Islam dan Kurikulum
Kepada Para Pendidik Muslim
Oleh DR. ABU BAKAR AHMAD AS SAYYID
Bab II
Sarana-sarana
Dakwah dalam Menyeru Anak Didik kepada Jalan Allah SWT
Setiap
pendidik muslim hendaknya mampu mengintegrasikan antara Islam dan kurikulum
DR. ABU BAKAR AHMAD AS SAYYID menyapa, Saudaraku, pendidik
muslim ! Ketahuilah, dakwah yang kita lakukan harus berdasarkan niat semata
karena Allah dalam setiap manifestasi dan praktek kerja. Sarana ini adalah
unsur yang paling penting untuk meraih balasan pahala dari Allah SWT. Selain
itu, juga demi mensukseskan dakwah sebab tanpa unsur ini sarana ini akan
mengarah kepada riya padahal riya itulah yang harus dihindari oleh setiap
muslim sebagaimana telah diperingatkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad lewat sabdanya :
“Setiap
amal perbuatan itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang tergantung dari
apa yang ia niatkan.” ( HR Bukhari – Muslim )
Saudaraku, pendidik muslim diharapkan :
1. Setiap pendidik muslim harus memiliki
sikap dan kepribadian yang Islami
2. Setiap pendidik muslim hendaknya
mampu mengintegrasikan antara Islam dan kurikulum
Mampu mengintegrasikan
antara Islam dan kurikulum dengan pengertian menyatukan antara Islam dan
kurikulum dengan sederhana seperti :
a)
Memanfaatkan
ilmu pengetahuan untuk memperkuat dan memperkokoh akidah kepada Allah
Dari segi mata pelajaran hendaknya
para pendidik menyatukan atau menggabungkan ( baik secara formal maupun
informal ) kurikulum dan dasar keislaman ( Al Quran dan Hadits ) sebab
pengajaran dan pendidikan adalah sarana penting dalam memantapkan dan
mengokohkan akidah. Selain itu, pengajaran juga merupakan sarana yang penting
untuk memakmurkan alam raya ini serta untuk beribadah kepada Allah. Jadi tujuan
pengajaran Islam bukan hanya untuk memperoleh ijazah apalagi sampai
dibangga-banggakan dengan sombongnya di depan umum.
Rasulullah telah bersabda :
“Janganlah
kalian menuntut ilmu untuk kalian bangga-banggakan terhadap para ulama dan
untuk menzalimi serta memusuhi orang-orang awam / bodoh, dan janganlah untuk membingungkan
majelis atau umat, maka barang siapa yang berbuat demikian, maka baginya api
neraka.” ( HR Ibnu Majah )
“Barang siapa yang belajar atau mempelajari
ilmu untuk menandingi ulama dan memusuhi orang awam atau orang bodoh atau
memalingkan pandangan orang kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam
neraka.” ( HR Tirmidzi )
Allah ta’ala berfirman :
“Maka tatkala datang kepada mereka
rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan,
mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka
dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu.” ( QS Al
Mu’min 83 )
Oleh karena itu, kepada para pendidik
muslim hendaklah selalu beramal di atas jalan ruh Islam dan iman kepada Allah dalam
kurikulum pelajaran dengan menggabungkan dan menyatukan kurikulum pelajaran
dengan kehidupan seorang muslim. Hal ini dimaksudkan untuk memasukkan saham
dalam pembentukan akal pemikiran dan kepribadian yang islami.
1) Kepada para guru atau dosen sejarah hendaknya
tidak hanya menguraikan dan menceritakan kejadian sejarah, tetapi juga
menjelaskan kepada anak didiknya bahwa bagi Allah ada sunnah kauniyah atau
sunnah alam yang tetap beredar dan berjalan atas umat maupun individu
sebagaimana beredar dan berjalannya para makhluk Allah yang lain yang sesuai
dengan teori gerak laju.
“Sebagai
sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum(mu),
dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.” ( QS Al
Ahzab : 62 )
“Sebagai
suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan
menemukan perubahan bagi sunnatullah itu” ( QS al Fath : 23 )
Para
pendidik sejarah hendaklah juga memberitahukan bahwa kemajuan dan kemunduran
umat adalah mengikuti teori dan sunnatullah seperti yang dijelaskan Allah
ta’ala :
“Sesungguhnya
Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan
dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi ( hari kiamat ).” ( QS Al Mu’min :
51 )
“Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” ( QS al A’raf : 96 )
Oleh
karena itu, meninggalkan akhlak yang terpuji seperti yang disebutkan dalam al
Quran dan ingkar terhadap nikmat Allah akan menyebabkan kehancuran dan
kemerosotan umat, sedangkan iman kepada Allah, tetap konsisten dan konsekuen,
serta komitmen terhadap akhlak yang terpuji akan menyebabkan kemenangan dan
kemuliaan. Oleh karena itulah, sejarah manusia seluruhnya merupakan realisasi
dari kaidah-kaidah yang disebutkan dalam ayat-ayat al Quran tersebut dan ini
tentu saja berjalan sesuai dengan peraturan Allah swt.
2) Kepada pendidik ilmu geografi,
geologi, dan ilmu alam hendaknya memperkokoh anak didiknya dengan materi yang
diajarkannya. Ajarkanlah bahwasanya dalam alam yang kita tempati ini, dengan
serba keteraturan ini semua itu sudah tentu ada yang mengatur dan
menciptakannya. Dialah yang Mahakuasa, Maha Bijaksana, dan Maha Mengetahui.
Kemudian ajaklah mereka untuk selalu memikirkan ciptaan Allah yang ada di alam
raya ini.
Allah
berfirman :
“Katakanlah
: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memeri peringatan bagi orang-orang yang
tidak beriman.” ( QS Yunus : 101 )
3) Kepada guru / dosen ilmu alam (
fisika, kimia, biologi ) hendaklah memanfaatkan hakikat ilmiah yang ada untuk
menetapkan adanya Allah SWT dengan segala kebijaksanaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan
kehendak-Nya. Hendaklah para pendidik ini menghubungkan fakta ilmiah dengan
wujud Allah dalam setiap menerangkan pelajarannya. Hendaknya selalu merujuk
kepada Al Quran ( ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu itu ). Cara ini akan
dapat menguatkan bukti dan argumentasi kepada anak didik tentang Al Quran bahwa
Al Quran bukan hanya khusus untuk pelajar dan guru agama Islam saja.
4) Kepada guru / dosen ilmu tarbiyah
Islamiyah hendaklah memahami agungnya risalah yang diemban dan bertanggung
jawab untuk berdakwah serta menyadari betapa mulianya materi yang sedang
diajarkan. Para ustadz hendaknya memahami akan tanggung jawabnya mengajarkan al
Quran dan hadits sebab jika telah benar-benar menunaikan amanah ini maka
berarti anda telah menjadi sebaik-baik manusia, seperti yang disabdakan oleh
Rasulullah
:
ﺧﲑﰼﻣﻦﺗﻌﲅاﻟﻘﺮآن وﻋﻠﻤﻪ
Artinya : “Sebaik-baik
di antara kalian adalah orang yang belajar Al Quran dan yang mengajarkannya.” (
HR Bukhari )
Oleh karena itu, tugas para pendidik bukan seperti kebanyakan
tugas yang ada, begitu pula dengan materi pelajarannya. Ingatlah wahai pendidik
muslim… mata pelajaran dakwah kepada Allah ta’ala adalah sebaik-baik tugas. Oleh
karena itu, hendaklah anda menjadikan anak didik mencintai pelajaran itu. Janganlah
anda menjadikan pelajaran itu kering tidak bermakna, seperti halnya dengan
mengubah jam pelajaran Al Quran dengan hafalan saja tanpa pemahaman maknanya. Janganlah
pelajaran sejarah Islam hanya direnteti oleh hafalan-hafalan peristiwa,
nama-nama peperangan, tahun kejadian serta nama-nama tokoh atau pahlawan saja.
Jelaskanlah ayat-ayat Al Quran yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa itu agar mereka dapat merasakan betapa lezatnya Islam dan
menerangkan hikmahnya. Jelaskan pula bagaimana berakhlak dengan akhlak Qurani.
Oleh karenanya, dalam memberi materi jangan bertele-tele dan
hendaklah menghubungkannya dengan kehidupan kita dewasa ini, karena saat ini
manusia tidak hanya membutuhkan tsaqafah islamiyah secara teori saja, tetapi
mereka juga butuh arahan untuk menjadi seorang muslim yang haroki (selalu
berbuat kebaikan) di bumi ini. Di sinilah peranan sirah Rasulullah. Tak lain
dan tak bukan hanya untuk memberikan keteladanan dalam praktek nyata agar para
anak didik dipenuhi dengan semangat dan keimanan sehingga akan selalu terus
mengikuti jejak langkah sang panutan manusia ini dan Insha Allah akan terus
membekas di dalam lubuk hati yang suci sebagaimana yang difirmankan Allah SWT :
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu
terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah
cerita yang dibuat-buat. Akan tetapi, membenarkan ( kitab-kitab ) yang
sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang beriman.” ( QS Yusuf : 111 )
5) Kepada guru / dosen matematika hendaknya
menjelaskan pemahaman-pemahaman matematika dengan contoh-contoh islami, seperti
menjelaskan pemahaman himpunan dengan himpunan para nabi, para khulafaur
rasyidin, para ummahatul mukminin, isteri nabi. Untuk penjelasan hitungan
bilangan dengan menjelaskan contoh-contoh hisab, hitungan zakat harta atau maal
dan hitungan warisan.
Dalam pelajaran statistika, setelah anda menjelaskan teori
atau hukum kemungkinan, jelaskanlah pula bahwa semua ini sesuai dengan aturan
dan susunan yang teratur dan tertib yang apabila tanpa si pencipta maka
hasilnya nol ( sia-sia ). Dengan adanya rujukan terhadap ayat-ayat Allah, maka
ketebalan iman para anak didik kita akan bertambah.
6) Kepada guru / dosen ilmu hitung,
hendaklah ketika menjelaskan cara penulisan skema atau grafik dapat menjelaskan
skema zakat dan warisan serta perhitungan peraturan bank islam ( bank syariah, pen )
dan cara kerja biro statistika jumlah para haji
dan umrah dan jumlah penduduk di negara-negara Islam. Secara global juga
hendaknya menghubungkan dan mengaitkan masalah-masalah hitungan dengan pikiran
yang islami.
7) Kepada guru / dosen bahasa dan
sastra, hendaklah selalu memperhatikan judul pembahasan materi yang
diajarkannya, baik itu potongan cerita, syair atau puisi dengan pemikiran
islami. Janganlah anda mengajarkan buku-buku yang dari barat karena sebagian
besar sastra mereka berisi pemikiran-pemikiran komunis, atheis, materialis,
kapitalis, dan liberalis. Hal ini amat bertentangan dengan sistem atau prinsip akidah
kita sebab tidak mustahil bahasa dan sastra membawa dampak negatif dalam
pembinaan akal secara umum.
8) Kepada guru nasyid, hendaklah
memenuhi hati siswanya dengan keimanan kepada Allah dan semangat untuk beramal
di jalan Allah, tetap konsisten dan konsekuen dengan Al Quran dan hadits. Suruhlah
mereka menghafal nasyid islamiyah dan ikut serta melantunkannya. Hal ini
sebagai pengganti syair-syair dan lagu-lagu jahiliyah seperti lagu yang
menggambarkan kefanatikan golongan, bangsa, dan cinta.
Para pendidik muslim hendaknya meyakinkan anak didiknya bahwa
jenis kepribadian seorang muslim adalah akidahnya dan dakwah islamiyah adalah
dakwah internasional, dakwah yang universal.
b)
Memperingatkan
para siswa terhadap apa-apa yang bertentangan dengan Islam
Jika seorang pendidik
melihat dalam diktat kurikulum mata pelajarannya ada materi yang bertentangan
dengan dasar atau prinsip-prinsip akidah Islam, maka ia wajib memberitahu dan
memperingati anak didiknya tentang hal yang menyimpang itu dengan semestinya
dan dengan dasar Al Quran dan Hadits sebagai hukum Islam, seperti :
1) Guru / dosen matematika mengingatkan
siswanya terhadap apa yang dinamakan dengan keuntungan yang tergolong riba.
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
2) Guru / dosen biologi agar menjelaskan
kepada siswanya tentang teori evolusi Darwin yang amat bertentangan dengan
Islam dalam masalah perkembangan penciptaan makhluk dan penciptaan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya dengan didasari ayat-ayat Al Quran dan Hadits.
Silakan layangkan tanggapan anda melalui surel : syamsulhendry@gmail.com
Kita bisa diskusikan lebih lanjut mengenai hal ini.
3) Guru / dosen sejarah Islam bila
mendapatkan pelajaran di dalam kurikulumnya yang menjelaskan bahwa daulah
utsmaniyah memerangi negara-negara Islam sebagaimana Perancis atau Inggris,
maka anda wajib menjelaskan kepada siswanya bahwa daulah dan orang-orang utsmaniyyah
adalah saudara kita sesama Islam dan merekalah yang mengembalikan kedudukan
kaum muslimin setelah diobrak-abrik tentara kafir. Utsmaniyahlah yang memimpin
umat Islam dalam membuka dan merebut Konstantinopel setelah para imperialis
kuffar dengan kejam dan sadis membantai dan menindas kaum muslimin selama
hampir delapan abad. Para utsmaniyah itulah yang menyebarkan Islam di hampir
seperempat bagian Eropa sampai bisa menembus dinding dan tembok kita dan mereka
jugalah yang menjadikan Laut Tengah sebagai lautan Islam.
Musuh-musuh Islam membalas dendam dengan kefanatikan kebangsaan
yang sangat kental dan ini ditumbuhkan dalam diri kaum muslimin sendiri. Mereka
mengilustrasikannya kepada Arab dengan menggambarkan bahwa Turki adalah musuh
mereka yang paling kejam. Ternyata hal itu masuk dengan perlahan ke dalam hati
sebagian pemimpin utsmaniyah sehingga semakin lama masuklah penyakit-penyakit
kezaliman itu kepada mereka di samping penyakit adanya keyakinan akan kekal dan
abadi di dunia. Padahal Turki Utsmani telah menyebarkan Islam dan menguasai Asia
dan Eropa pada masa jayanya. Demikian pula dengan kejayaan Islam di Spanyol
ratusan tahun silam.
3. Setiap pendidik muslim hendaknya
sungguh-sungguh dalam mengajar dan bermuamalah
4. Setiap pendidik muslim hendaknya amar
ma’ruf nahi munkar
5. Setiap pendidik muslim hendaknya
senantiasa memberikan motivasi dengan anjuran-anjuran yang Islami
6. Setiap pendidik muslim hendaknya
mampu mengarahkan aneka ragam kegiatan menjadi kegiatan yang Islami
Penutup
Kepada Saudaraku, para pendidik muslim …
Kepada Saudariku, para ustadzah, pendidik muslimah …
Ketahuilah, sesungguhnya amal perbuatan dan dakwah adalah
demi kelangsungan kehidupan Islam di antara umat kita dan itu merupakan
kewajiban syar’i.
Amal perbuatan dan dakwah ini tidak akan membuahkan hasil
yang diharapkan bila hanya dilakukan oleh orang per orang atau individu saja.
Namun hal ini wajib dilakukan oleh jamaah atau umat Islam semua dengan
sungguh-sungguh dan saling membantu satu sama lainnya ( sebagaimana yang
dilakukan musuh-musuh Islam. Mereka dengan sungguh-sungguh dan gigih
menghancurkan Islam dengan berbagai cara ).
Allah SWT berfirman :
“Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.” ( QS Ali Imran : 104 )
Untuk itu kami amat berharap anda dapat melaksanakan risalah
ilahiyah ini merealisasikan tugas dan amanat ini dalam kehidupan sehari-hari.
Mulailah dari dini berdakwah kepada para anak didik anda dan
dirikanlah bangunan serta lembaga pendidikan atas dasar takwa kepada Allah SWT
dan dalam rangka mengharap ridha-Nya semata. Dengan demikian, tidak lama lagi,
dengan seizin Allah SWT, anak didik kita akan menjadi generasi Qurani yang
selalu mengangkat dan memperhatikan masalah umat Islam dan selalu mencarikan
pemecahannya yang baik sesuai dengan syariat Islam, yakni Al Quran dan Hadits.
Kami hanya bisa memohon kepada Allah yang Mahakuasa agar
selalu memberikan pertolongan kepada kita semua dan kepada anda sekalian.
Semoga Allah SWT selalu menunjukkan kita jalan yang lurus demi menunaikan
amanah ini.
Allah SWT berfirman :
“Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.” ( QS Al Ankabut : 69 )
Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan anda sekalian
dengan balasan kebaikan yang berlipat.
آﻣﻴﻦ
Silakan
layangkan komentar anda melalui surel : syamsulhendry@gmail.com
Sumber :
Kepada Para Pendidik Muslim
Judul Asli : Risalah Ilaa Al
Mudarrisiin wal Mudarrisaat
Penulis : DR. Abu Bakar Ahmad As
Sayyid
Penerbit : Jamiatul Imam Muhammad bin
Saud Alislamiyah Riyadh – Saudi Arabia 1987
Penerjemah : Farid Hamidy
Penyunting : Ika Dikarina
Penerbit : Gema Insani Press –
Jakarta, 2001
Komentar
Posting Komentar