Objek dalam Kalimat
Macam-macam jabatan kata dalam kalimat
:
1. Subjek
( S ) –→ keterangan S
2. Predikat
3.
Objek
= keterangan predikat yang rapat hubungannya
Ada
empat macam objek :
1) Objek penderita ( O1 )
Ciri-ciri objek penderita :
a.
Menderita
/ dikenai sasaran perbuatan / pekerjaan yang dinyatakan oleh P.
b.
Menderita
/ dikenai sasaran tindakan yang dilakukan oleh S.
c.
Menjadi
hasil atau akibat pekerjaan yang dilakukan oleh S
Contoh :
Anshari / membuat / layang-layang.
S P O.
pend
Pemburu ulung / menembak / rusa.
S P O. pend
Pegangan untuk mencari / menetapkan
objek penderita :
O1 = me-( P ) apa – S ?
Penggunaannya :
Tanya : Membuat apa adik ?
Jawab : Layang-layang. (O1 )
Tanya : Menembak apa pemburu ?
Jawab : Rusa. (O1 )
Kesimpulan :
a.
Bila
pertanyaan itu terjawab, jawaban tersebut menunjukkan jabatan objek penderita.
b.
Sifat
kata kerja yang menjabat P adalah kata kerja transitif.
c.
Bila
pertanyaan itu tak terjawab, berarti tak ada objek penderita.
d.
Sifat
kata kerja yang menjabat P adalah kata kerja tak transitif.
Kadang-kadang hubungan P dengan O
penderita itu rapat sekali sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Ini disebut
objek semu yang dalam uraian kalimat termasuk P saja.
Contoh : Ia / menaruh / perhatian.
Bukti bahwa antara P dan O itu rapat sekali karena sudah merupakan ungkapan. Kalimat tersebut tidak dapat dikembalikan dalam bentuk pasif.
Contoh : Perhatian ditaruhnya.
Ungkapan lain : mengangkat sumpah,
menaruh dendam, menarik diri, menaruh minat, menawan hati.
2) Objek penyerta ( yang berkepentingan )( O2 )
Ciri-cirinya :
a.
Ikut
serta melengkapi pekerjaan yang dinyatakan oleh P.
b.
Berkepentingan
terhadap perbuatan yang dilakukan oleh S.
Pegangan untuk mencari / menetapkan objek penyerta :
O2 = untuk siapa S - P - O1 ?
Contoh :
Ayah / mencarikan / kami / nafkah.
S P O2 O1
Ibu / menjahitkan / adik / pakaian.
S P
O2 O1
Penggunaannya :
Tanya : Untuk siapa ayah mencarikan nafkah ?
Jawab : Kami. ( O2 )
Tanya : Untuk siapa ibu menjahitkan pakaian ?
Jawab : Adik. ( O2 )
Kalimat – kalimat tersebut dapat diucapkan lain dengan uraian jabatan yang sama.
Perhatikan : Ayah / mencari / nafkah / untuk kami.
S P O1 O2
Ibu / menjahit / baju / untuk adik.
S P
O1 O2
3) Objek pelaku ( O3 )
Ciri-cirinya :
a.
Objek
pelengkap yang melakukan pekerjaan.
b.
Objek
pelaku hanya terdapat dalam kalimat pasif.
Contoh : ( Kalimat – kalimat berikut jarang ditemui dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar )
Kami / dicarikan / nafkah / oleh ayah.
S P O1 O3
Adik / dijahitkan / baju / oleh ibu.
S P
O1 O3
Nafkah / dicari / ( oleh ) ayah / untuk kami.
S P O3 O2
Baju / dijahit / ( oleh ) ibu / untuk adik.
S P O3 O2
Jadi, baik objek penderita maupun objek penyerta dalam kalimat aktif dapat menjadi
subjek dalam kalimat pasif. Namun lazimnya objek penderita yang sering menjadi S.
Pegangan untuk mencari / menetapkan
Objek Pelaku :
O3 = Oleh siapa - S - di-(P) / di-(P)-kan - O1 ?
Contoh :
Tanya : Oleh siapa baju dijahitkan ?
Jawab : Oleh ibu. ( O3 )
Tanya : Oleh siapa adik dijahitkan
baju ?
Jawab : Oleh ibu. ( O3 )
4) Objek berperangkai ( O4 )
Ciri-cirinya :
a.
Predikatnya
terdiri dari kata kerja intransitif atau kata keadaan dan kata depan.
b.
Sebelum
objek, terdapat kata perangkai.
c.
Tidak
dapat dipasifkan.
Contoh :
Fayl / marah / akan adiknya.
S P O4
Ibu / rindu / akan anaknya.
S P O4
Mereka / berterima kasih / akan jasa-jasanya.
S P O4
Lain halnya dengan P yang terdiri dari kata memarahi, merindukan. Kalimat demikian dapat diubah ke dalam bentuk pasif.
Contoh :
Fayl memarahi adiknya. Adiknya
dimarahi Fayl.
Ibu merindukan anaknya. Anaknya
dirindukan ibu.
Beberapa golongan kata yang predikatnya berperangkai :
kasih akan,
benci terhadap
terdiri atas
bergantung pada
jatuh pada
berbicara tentang
bersangkut paut dengan
taat kepada
Kepustakaan :
1. Ambary, Drs. Abdullah. 1984. Intisari Tatabahasa Indonesia. Bandung : Djatnika
2. Keraf, Gorys. 1970. Tatabahasa Indonesia. Ende : Nusa Indah
3. Moeliono, Anton M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka
4. Tjiptadi, Drs. Bambang, ST. Negoro. 1985. Rangkuman Tata Bahasa Indonesia.
Bandung : Yudhistira
Sile layangkan kritik anda melalui e-mail kepada :
syamsulhendry@gmail.com
Kepustakaan :
1. Ambary, Drs. Abdullah. 1984. Intisari Tatabahasa Indonesia. Bandung : Djatnika
2. Keraf, Gorys. 1970. Tatabahasa Indonesia. Ende : Nusa Indah
3. Moeliono, Anton M. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka
4. Tjiptadi, Drs. Bambang, ST. Negoro. 1985. Rangkuman Tata Bahasa Indonesia.
Bandung : Yudhistira
Sile layangkan kritik anda melalui e-mail kepada :
syamsulhendry@gmail.com
Punten pak, izin bertanya teori jenis2 objek ini yang mana saja yang diambil dari buku yang bapak tuliskan sumbernya? misal objek berperangkai teorinya bapak ambil dari buku yang mana. terima kasih kaa sebelumnya
BalasHapus