SIFAT GURU YANG
BAIK
- tekun beragama
- pengendalian diri
- sabar
- lemah lembut
- kasih sayang
- cakap mengajar
PEKERJAAN PALING
PENTING DAN MULIA
- mengerjakan perintah Allah Ta’ala ‘Azza wa Jalla
- meninggalkan larangan Allah Ta’ala ‘Azza wa Jalla
- membentuk tabiat / karakter
- merukunkan masyarakat
- menentukan masa depan bangsa
- menyingkirkan ateisme
- menuntun anak menuju surga
Orang tua harus
memahami anak :
- memahami tabiat anak
- mengetahui latar belakang
- memperhatikan anak dengan adil
- memberi teladan baik
- menyelami jiwa anak
Mengkritik anak
harus dikurangi :
- menyalahkan pekerjaan anak harus melihat usianya
lebih dulu
- memberi semangat kepada anak untuk melakukan sesuatu
- membimbing anak agar mau melakukan sesuatu dengan
tidak takut salah
- memperbaiki kekurangan anak
- menyadari bahwa anak belum berpengalaman
“Jika anak-anak bertengkar selalu
dicampuri, anak akan menggunakan pertengkaran itu sebagai alat untuk menarik
perhatian orang tua.”
“Kalau dengan pertengkaran perhatian
orang tua belum diperolehnya, anak-anak akan berpura-pura berkelahi. Bukanlah
ibu bapak tidak mencintai anak-anak sehingga tidak mempedulikan kalau
bertengkar.”
Beberapa Anjuran
bagi Orang Tua bila Anak Bertengkar
- mengajak memberes rumah
- bercerita kepada anak
- mengajak bertukar pikiran
- mencatat pertengkaran
Peranan Suara
dalam Pendidiikan
- jangan menyindir
- jangan menipu
- jangan berdusta
- jangan mengumpat
Suara tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Suara merupakan suatu keharusan dalam hidup
manusia. Suara itu terjadi karena getaran. Getaran yang lebih dari 15 kali per
detik dan kurang dari 20.000 kali per detik menyebabkan suara. Getaran yang
kurang dari 15 kali per detik tidak dapat didengar. Getaran yang lebih dari
20.000 kali per detik juga tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Malah ada
orang yang daya dengarnya hanya sampai 15.000 getaran tiap detik.
Di dalam
kerongkongan manusia terdapat sebuah kotak suara. Dalam kotak suara itu
terdapat tali suara. Tali suara inilah yang bergetar bila udara bertiup keluar
masuk paru-paru. Getaran yang terjadi dalam kotak suara itu menimbulkan bunyi
yang kemudian diatur menjadi kata-kata.
Untuk menyebutkan
huruf-huruf hidup dan huruf-huruf mati diperlukan alat-alat suara lainnya,
yaitu bibir, gigi, dan hidung. Semua ini saling membantu supaya berhasil
mengeluarkan kata-kata.
Suara adalah
pemberian Allah ‘Azza wa Jalla yang luar biasa. Suara adalah suatu talenta yang
dipercayakan dan itu arus digunakan untuk menolong membangkitkan semangat dan
menguatkan sesama manusia.
Hanya Allah
Ta’ala yang memberikan kesanggupan bersuar dan berkata-kata kepada manusia.
Kesanggupan berbicara adalah talenta yang harus dikembangkan dengan
sungguh-sungguh. Dari semua karunia yang kita terima, sungguh besar manfaat
suara. Sungguh besar kegunaan kesanggupan berbicara dalam kehidupan manusia.
Ada semacam
burung yang matanya kabur. Dia terbang dengan cepat baik siang maupun malam.
Burung itu bisa terbang cepat dan tak terbentur ke pohon, tembok, dan lainnya
karena pantulan suara. Burung itu membunyikan suara yg nadanya sangat tinggi
dan suara itu akan kembali terpantul kepadanya oleh benda yang ada di
hadapannya. Burung itu mengubah arahnya sesudah mengetahui hambatan benda di
hadapannya yang mengembalikan suara yang dibuatnya sendiri.
Suara digunakan
sebagai alat penghubung. Sukar bagi seorang guru menerangkan pelajaran tanpa
suara. Manusia saling menolong dan bertukar pikiran dengan kata-kata. Para
orang tua memberikan pengajaran kepada anak atau bercerita kepada mereka dengan
kata-kata. Seorang guru berdiri di ruangan kelas berjam-jam lamanya dan
menggunakan suaranya.
Sebahagian orang
merekam suaranya dalam pita suara. Dari rekaman atau piringan hitam yang pintar
menyanyi itu diperoleh banyak uang. Dengan suara kita juga dapat memuji Allah
Swt.
Suara memang
penting bagi manusia. Di rumah tangga, di sekolah, di kantor, dan di mana saja
suara diperlukan. Tanpa suara, dunia ini tentulah sepi dan akan sangat berbeda.
Walaupun
sebahagian manusia menyadari bahwa suara itu merupakan karunia besar dari Allah
Ta’ala, tetapi ada yang menggunakan suaranya untuk hal-hal yang tidak
sewajarnya. Ada yang cenderung menggunakan suaranya untuk hal-hal yang tidak
baik dan yang mendatangkan kesusahan bagi sesamanya. Tidak terhitung banyaknya
malapetaka yang telah menimpa manusia karena suara yang digunakan dengan salah.
Allah swt. yang
mengaruniakan kesanggupan berbicara itu memerintahkan manusia agar tidak
menggunakan suaranya untuk hal-hal yang omong kosong. Omong yang kosong dan
yang tidak suci hanya menambah kefasikan. Perkataan seperti itu menjalar bak
kanker. Orang-orang yang membiasakan dirinya omong kosong, berbicara tanpa isi,
berbicara tanpa tujuan adalah orang-orang
yang mempunyai perkataan yang menjalar seperti penyakit kanker. Allah
Sub-hanahu wa Ta’ala ingin supaya manusia menggunakan suaranya untuk menolong
sesama, menolong diri sendiri, dan menggembirakan orang lain.
Berbicaralah
dengan bersih. Banyak orang yang tidak dapat mengendalikan bibirnya dari
perkataan-perkataan yang kotor, yang kasar, dan yang cabul. Allah swt yang
telah memberikan kesanggupan berbicara itu menginginkan supaya manusia hanya
menggunakan suaranya untuk yang baik saja. Berbicaralah dengan bersih dan
kembangkanlah kehalusan dan bujukan, bukan nada kekasaran dan kediktatoran.
Kata-kata kotor
bukan saja tidak ada gunanya melainkan dapat merusak jiwa orang lain.
Perkataan-perkataan seperti “kurang ajar kau”, “mulutmu kotor”, “babi”,
“anjing”, dan lain-lain tidaklah pantas keluar dari bibir seorang ibu, seorang
ayah, atau seorang guru. Kata-kata seperti itu mudah menular kepada anak atau
murid. Jangan menggunakan suara untuk kata-kata cabul. Ada orang jika berbicara
hampir selalu disertai kata-kata cabul. Dengan mudah ia menyelewengkan
pembicaraan temannya kepada hal-hal yang berbau tidak senonoh. Ini sangat
bertentangan dengan Khalik yang telah memberikan kesanggupan untuk bersuara.
Bicaralah lambat
dengan nada rendah. Suara jangan diangkat dengan nada tinggi meneriakkan
kebenaran bagaikan terompet. Tak baik nada suara yang tinggi dalam rumah tangga
dan sekolah. Dianjurkan supaya orang tua dan guru berusaha bicara lambat dengan
suara rendah. Bentakan, kecaman, dan teriakan harus dihindari.
Suara merupakan
alat mendidik yang ampuh. Nada suara yang digunakan merupakan alat mendidik
anak-anak. Jika seorang tua mau mendidik anak-anak supaya manis dan lemah
lembut, mereka sendiri seharusnya jangan berbicara kepada anak-anak dengan
membentak. Didiklah dirimu supaya berwajah cerah dan tunjukkanlah kehalusan dan
kelemahlembutan dalam suara.
Anak-anak dapat
dididik untuk hal-hal yang baik dengan kata-kata. Dinasihatkan kepada orang tua
dan guru supaya selalu berusaha menggunakan suaranya untuk hal-hal yang baik.
Kasih sayang harus nampak dalam pandangan, sikap, dan juga kedengaran dari nada
suara. Dari suara tergambar kasih sayang seorang pendidik.
Kita dianjurkan
untuk cepat mendengar, tetapi lambat bicara. Setiap orang hendaklah cepat
mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah.
Kesanggupan berbicara yang telah diberikan jangan disia-siakan. Makin cepat
berbicara, makin banyak berkata-kata, makin banyak kesia-siaan.
Silent is golden. Pada saat-saat
tertentu diam itu sangat menguntungkan. Kalau seorang guru sudah marah, lebih
baik murid-muridnya diam. Jika seorang suami marah karena kecewa dari kantor,
lebih menguntungkan kalau sang isteri diam. Mulut yang ternganga menunjukkan
otak yang kosong. Tong kosong nyaring bunyinya. Orang yang terus-menerus
berbicara, besar kemungkinan otaknya kosong. Baik sebagai seorang ibu, seorang
ayah, atau seorang guru, berbicaralah seperlunya.
KETERAMPILAN DASAR GURU
1.
Keterampilan
bertanya
2.
Keterampilan
memberi penguatan
3.
Keterampilan
mengadakan variasi
4.
Keterampilan
menjelaskan
5.
Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran
6.
Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil
7.
Keterampilan
mengelola kelas
8.
Keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan
( Dr. E. Mulyasa, M.Pd. 2007. Menjadi Guru Profesional : Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya M Drs. M. Uzer Usman. 2006. Menjadi
Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya M Tim Penyusun Buku Materi Pokok Mata Kuliah Strategi Belajar
Mengajar. 2005. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar