# Mengajar tanpa menggurui # Memberi nasehat tanpa merasa lebih hebat #

Rabu, 05 Oktober 2016

Perkembangan Peserta Didik : Jenis-jenis Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar

Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Modul 2 : Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
TUJUAN KHUSUS
1.       Menjelaskan kaitan antara pertumbuhan fisik dan jasmani dengan perkembangan intelektual
2.       Menjelaskan kaitan antara perkembangan intelektual dan emosional
3.       Menjelaskan kaitan antara perkembangan bahasa dan kemampuan berbicara
4.       Menjelaskan kaitan antara perkembangan sosial, nilai-nilai moral, sikap, dan moralitas
5.       Menjelaskan perbedaan individu anak usia sekolah dasar
6.       Menjelaskan jenis-jenis kebutuhan anak usia sekolah dasar
Pendahuluan
Dalam membahas karakteristik anak usia SD, modul ini mengkaji sifat-sifat atau ciri khas yang terdapat pada anak-anak usia SD, baik yang berkaitan dengan pertumbuhan maupun perkembangan anak. Hal ini sangat penting mengingat pada anak usia SD – usia antara 6 sampai 12 tahun – anak banyak mengalami perubahan baik fisik maupun mental hasil perpaduan faktor internal maupun pengaruh dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan yang tidak kurang pentingnya adalah pergaulan teman sebaya.
Dalam kaitannya dengan pendidikan anak usia SD, guru perlu mengetahui benar sifat-sifat serta karakteristik tersebut agar dapat memberikan pembinaan dengan baik dan tepat sehingga dapat meningkatkan potensi kecerdasan dan kemampuan anak didiknya sesuai dengan kebutuhan anak dan harapan orang tua pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.

Kegiatan Belajar 4
Jenis-jenis Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar
     A.      JASMANIAH
Ø  Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak usia SD memasuki tahapan perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan dan kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain.
Ø  Pada masa usia SD, anak juga sudah mulai merasakan adanya kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya baik secara fisik maupun psikis dari orang lain.
Ø  Perilaku memberi bantahan atau alasan atas perbuatannya timbul sejalan dengan perkembangan berbahasa anak yang sudah mempunyai banyak perbendaharaan kata dan ungkapan-ungkapan.
Ø  Kebutuhan rasa aman pada siswa akan terpenuhdi apabila guru dapat menghadirkan suasana kelas yang tenang dan damai.
Ø  Guru perlu memberi stimulus-stimulus yang dapat menyadarkan siswa bahwa disiplin dan aturan belajar yang disepakati dan dikompromikan adalah perlu.
Ø  Dengan begitu, siswa tidak salah mengartikan dengan perilaku yang suka-suka sendiri dalam pemenuhan rasa aman tersebut.

Sehubungan dengan pemenuhan beberapa kebutuhan melalui disiplin, Hurlock mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak untuk hal-hal berikut :
1.       Memberikan rasa aman kepada anak dengan memberitahukan kepada mereka secara tegas apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dapat membantu anak untuk menghindari rasa bersalah atau malu karena telah berbuat salah. Hal ini dapat terjadi karena disiplin memungkinkan anak untuk hidup sesuai standar yang telah disepakati dan mendapat persetujuan oleh kelompok sosialnya.
2.       Berusaha belajar bersikap sesuai dengan cara yang akan mendatangkan pujian yang ditafsirkan sebagai tanda penerimaan dirinya. Hal ini penting bagi anak agar tumbuh dan berkembang secara positif.
3.       Mendorong anak mencapai apa yang diharapkan dari dirinya, jika disiplin tersebut sesuai dengan perkembangan dirinya.
4.       Membantu anak mengembangkan hati nuraninya dan mengasah intuisi dalam dirinya sehingga dia dapat mengambil keputusan secara bertanggung jawab dan juga dapat mengendalikan tingkah laku.

     B.      KASIH SAYANG
Ø  Pada tahap perkembangan sosial anak usia SD terutama yang duduk di kelas tinggi SD sudah ingin memiliki teman-teman tetap.
Ø  Perkembangan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi teman.
Ø  Tidak hanya rasa kasih kepada teman saja, tetapi juga sudah ada kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap suatu benda.
Ø  Guru perlu peka untuk mengarahkan anak-anak agar rasa kasih saying yang sudah muncul dapat terpelihara dan menjadikan anak-anak bersikap penuh kasih terhadap sesuatu.
Ø  Pada anak-anak yang duduk di kelas tinggi di SD yang memasuki masa bersosialisasi dan meninggalkan keakuannya dapat menerima suatu otoritas orang tua dan guru sebagai sesuatu yang wajar.
Ø  Anak-anak tersebut membutuhkan perlakuan yang objektif dari orang tua atau guru sebagai pemegang otoritas.
Ø  Pada masa ini, anak-anak sangat sensitif dan mudah mengenali sikap pilih kasih dan ketidakadilan sehingga guru harus bertindak bijaksana dan proporsional dalam memutuskan suatu tindakan.

     C.      MEMILIKI
Ø  Pada masa usia di kelas-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian. Namun demikian, anak-anak di kelas rendah di SD masih suka memuji diri sendiri, dan membanding-bandingkan dirinya dengan teman.
Ø  Kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki masih dominan.
Ø  Kebutuhan untuk memiliki pada setiap anak akan berbeda tergantung dari perkembangannya.
Ø  Sedangkan kebutuhan untuk dimiliki berhubungan dengan mulainya masa membentuk gang atau kelompok bermain.
Ø  Kebutuhan untuk memiliki ini tidak terbatas pada pemilikan teman saja, tetapi juga pada benda-benda miliknya dan milik teman sekelompoknya.
Ø  Dia akan menjaga dengan sepenuh hati benda-benda yang menjadi kebanggaannya atau teman gangnya.

     D.      AKTUALISASI DIRI
Ø  Kebutuhan ini relatif lebih abstrak dan kompleks dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang pada dasrnya merupakan perkembangan dari kebutuhan-kebutuhan sebelumnya.
Ø  Pada anak-anak usia kelas tinggi, anak-anak mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan atau berusaha mewujudkan keinginannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk.
Ø  Kebutuhan aktualisasi diri terkait dengan kebutuhan berprestasi atau need for achievement. Karena anak-anak SD kelas tinggi sudah timbul keinginan untuk menjadi terhebat, maka merreka berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai prestasi.
Ø  Guru berfungsi untuk memotivasi sikap kompetisi pada anak-anak menjadi kompetisi yang sehat dan terarah.

Semua kebutuhan di atas bisa saling mengisi dan berbeda satu dengan yang lain terhadap setiap anak dan sejalan dengan perbedaan perkembangan mereka.
Peran guru dalam memenuhi kebutuhan anak adalah dengan memberikan dan meningkatkan motivasi kepada siswanya agar sikap mereka berkembang positif dalam memenuhi kebutuhan seperti di atas.

DeCecco dan Grawford mengajukan empat peranan guru untuk memberikan dan meningkatkan motivasi siswa yaitu :
1.       Membangkitkan semangat siswa
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan siswa. Untuk itu, guru mesti menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosan.
2.       Memberikan harapan yang realistis
Guru tidak hanya harus menjelaskan harapan yang realistis yang dapat dicapai siswa dengan keadaan perbedaan siswa-siswanya, tetapi juga harus dapat memodifikasi atau mengubah harapan-harapan yang tidak realistis yang dibebankan kepada siswa. Oleh karena itu, sebaiknya guru mempunyai data tentang kemajuan akademis siswanya sejak awal sekolah.
3.       Memberikan insentif
Bila siswa membuat keberhasilan, guru perlu memberikan insentif berupa penghargaan, pujian, hadiah, atau kata-kata yang manis. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk berusaha mengulangi perbuatan yang positif tersebut.
4.       Memberi pengarahan
Guru semestinya harus mengatakan secara tegas kepada siswa apabila siswa berbuat kekeliruan dengan misalnya menunjukkan kekeliruan tersebut dan menunjukkan bagaimana seharusnya. Guru perlu pula meminta kepada siswa untuk melakukan tindakan yang diharapkan dengan sebaik-baiknya.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut – kebutuhan jasmaniah, kasih sayang, memiliki, dan aktualisasi diri – bisa muncul pada berbagai tahapan usia dengan dominasi yang berbeda-beda pada setiap anak.
Perbedaan kebutuhan dan kadar kebutuhan tersebut sejalan dengan perbedaan perkembangan yang saat itu dialami oleh masing-masing anak.



Sumber :

Buku Materi Pokok Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Modul 2 Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Prof. Dr. Mulyani Sumantri, M.Sc.
Jakarta : Universitas Terbuka, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar