Mata Kuliah : Perkembangan
Peserta Didik
Modul 2 : Karakteristik
dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
TUJUAN KHUSUS
1.
Menjelaskan
kaitan antara pertumbuhan fisik dan jasmani dengan perkembangan intelektual
2.
Menjelaskan
kaitan antara perkembangan intelektual dan emosional
3.
Menjelaskan
kaitan antara perkembangan bahasa dan kemampuan berbicara
4.
Menjelaskan
kaitan antara perkembangan sosial, nilai-nilai moral, sikap, dan moralitas
5.
Menjelaskan
perbedaan individu anak usia sekolah dasar
6.
Menjelaskan
jenis-jenis kebutuhan anak usia sekolah dasar
Pendahuluan
Dalam membahas karakteristik anak usia SD,
modul ini mengkaji sifat-sifat atau ciri khas yang terdapat pada anak-anak usia
SD, baik yang berkaitan dengan pertumbuhan maupun perkembangan anak. Hal ini
sangat penting mengingat pada anak usia SD – usia antara 6 sampai 12 tahun –
anak banyak mengalami perubahan baik fisik maupun mental hasil perpaduan faktor
internal maupun pengaruh dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan yang tidak kurang pentingnya adalah pergaulan teman sebaya.
Dalam kaitannya dengan pendidikan anak usia SD,
guru perlu mengetahui benar sifat-sifat serta karakteristik tersebut agar dapat
memberikan pembinaan dengan baik dan tepat sehingga dapat meningkatkan potensi
kecerdasan dan kemampuan anak didiknya sesuai dengan kebutuhan anak dan harapan
orang tua pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.
Kegiatan
Belajar 4
Jenis-jenis
Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar
A.
JASMANIAH
Ø
Berkaitan
dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak usia SD memasuki
tahapan perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan dan
kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain.
Ø
Pada
masa usia SD, anak juga sudah mulai merasakan adanya kebutuhan untuk melindungi
diri dari bahaya baik secara fisik maupun psikis dari orang lain.
Ø
Perilaku
memberi bantahan atau alasan atas perbuatannya timbul sejalan dengan
perkembangan berbahasa anak yang sudah mempunyai banyak perbendaharaan kata dan
ungkapan-ungkapan.
Ø
Kebutuhan
rasa aman pada siswa akan terpenuhdi apabila guru dapat menghadirkan suasana
kelas yang tenang dan damai.
Ø
Guru
perlu memberi stimulus-stimulus yang dapat menyadarkan siswa bahwa disiplin dan
aturan belajar yang disepakati dan dikompromikan adalah perlu.
Ø
Dengan
begitu, siswa tidak salah mengartikan dengan perilaku yang suka-suka sendiri
dalam pemenuhan rasa aman tersebut.
Sehubungan
dengan pemenuhan beberapa kebutuhan melalui disiplin, Hurlock mengemukakan
bahwa disiplin berguna bagi anak untuk hal-hal berikut :
1.
Memberikan
rasa aman kepada anak dengan memberitahukan kepada mereka secara tegas apa yang
boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dapat membantu anak untuk menghindari
rasa bersalah atau malu karena telah berbuat salah. Hal ini dapat terjadi
karena disiplin memungkinkan anak untuk hidup sesuai standar yang telah
disepakati dan mendapat persetujuan oleh kelompok sosialnya.
2.
Berusaha
belajar bersikap sesuai dengan cara yang akan mendatangkan pujian yang
ditafsirkan sebagai tanda penerimaan dirinya. Hal ini penting bagi anak agar
tumbuh dan berkembang secara positif.
3.
Mendorong
anak mencapai apa yang diharapkan dari dirinya, jika disiplin tersebut sesuai
dengan perkembangan dirinya.
4.
Membantu
anak mengembangkan hati nuraninya dan mengasah intuisi dalam dirinya sehingga
dia dapat mengambil keputusan secara bertanggung jawab dan juga dapat
mengendalikan tingkah laku.
B.
KASIH SAYANG
Ø
Pada
tahap perkembangan sosial anak usia SD terutama yang duduk di kelas tinggi SD
sudah ingin memiliki teman-teman tetap.
Ø
Perkembangan
tersebut juga sejalan dengan kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi teman.
Ø
Tidak
hanya rasa kasih kepada teman saja, tetapi juga sudah ada kebutuhan untuk
memberikan rasa cinta terhadap suatu benda.
Ø
Guru
perlu peka untuk mengarahkan anak-anak agar rasa kasih saying yang sudah muncul
dapat terpelihara dan menjadikan anak-anak bersikap penuh kasih terhadap
sesuatu.
Ø
Pada
anak-anak yang duduk di kelas tinggi di SD yang memasuki masa bersosialisasi
dan meninggalkan keakuannya dapat menerima suatu otoritas orang tua dan guru
sebagai sesuatu yang wajar.
Ø
Anak-anak
tersebut membutuhkan perlakuan yang objektif dari orang tua atau guru sebagai
pemegang otoritas.
Ø
Pada
masa ini, anak-anak sangat sensitif dan mudah mengenali sikap pilih kasih dan
ketidakadilan sehingga guru harus bertindak bijaksana dan proporsional dalam
memutuskan suatu tindakan.
C.
MEMILIKI
Ø
Pada
masa usia di kelas-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan
dirinya sebagai pusat perhatian. Namun demikian, anak-anak di kelas rendah di
SD masih suka memuji diri sendiri, dan membanding-bandingkan dirinya dengan
teman.
Ø
Kebutuhan
untuk memiliki dan dimiliki masih dominan.
Ø
Kebutuhan
untuk memiliki pada setiap anak akan berbeda tergantung dari perkembangannya.
Ø
Sedangkan
kebutuhan untuk dimiliki berhubungan dengan mulainya masa membentuk gang atau
kelompok bermain.
Ø
Kebutuhan
untuk memiliki ini tidak terbatas pada pemilikan teman saja, tetapi juga pada
benda-benda miliknya dan milik teman sekelompoknya.
Ø
Dia
akan menjaga dengan sepenuh hati benda-benda yang menjadi kebanggaannya atau
teman gangnya.
D.
AKTUALISASI DIRI
Ø
Kebutuhan
ini relatif lebih abstrak dan kompleks dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi
yang pada dasrnya merupakan perkembangan dari kebutuhan-kebutuhan sebelumnya.
Ø
Pada
anak-anak usia kelas tinggi, anak-anak mulai ingin merealisasikan
potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan
tersebut dengan sikap persaingan atau berusaha mewujudkan keinginannya yang
biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk.
Ø
Kebutuhan
aktualisasi diri terkait dengan kebutuhan berprestasi atau need for achievement. Karena anak-anak SD kelas
tinggi sudah timbul keinginan untuk menjadi terhebat, maka merreka berusaha
semaksimal mungkin untuk mencapai prestasi.
Ø
Guru
berfungsi untuk memotivasi sikap kompetisi pada anak-anak menjadi kompetisi
yang sehat dan terarah.
Semua
kebutuhan di atas bisa saling mengisi dan berbeda satu dengan yang lain
terhadap setiap anak dan sejalan dengan perbedaan perkembangan mereka.
Peran guru
dalam memenuhi kebutuhan anak adalah dengan memberikan dan meningkatkan
motivasi kepada siswanya agar sikap mereka berkembang positif dalam memenuhi
kebutuhan seperti di atas.
DeCecco
dan Grawford mengajukan empat peranan guru untuk memberikan dan
meningkatkan motivasi siswa yaitu :
1.
Membangkitkan
semangat siswa
Dalam kegiatan pembelajaran, guru
harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan siswa. Untuk itu, guru mesti
menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosan.
2.
Memberikan
harapan yang realistis
Guru tidak hanya harus menjelaskan
harapan yang realistis yang dapat dicapai siswa dengan keadaan perbedaan
siswa-siswanya, tetapi juga harus dapat memodifikasi atau mengubah
harapan-harapan yang tidak realistis yang dibebankan kepada siswa. Oleh karena
itu, sebaiknya guru mempunyai data tentang kemajuan akademis siswanya sejak
awal sekolah.
3.
Memberikan
insentif
Bila siswa membuat keberhasilan,
guru perlu memberikan insentif berupa penghargaan, pujian, hadiah, atau
kata-kata yang manis. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk berusaha mengulangi
perbuatan yang positif tersebut.
4.
Memberi
pengarahan
Guru semestinya harus mengatakan
secara tegas kepada siswa apabila siswa berbuat kekeliruan dengan misalnya
menunjukkan kekeliruan tersebut dan menunjukkan bagaimana seharusnya. Guru
perlu pula meminta kepada siswa untuk melakukan tindakan yang diharapkan dengan
sebaik-baiknya.
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut – kebutuhan jasmaniah, kasih sayang, memiliki, dan aktualisasi diri –
bisa muncul pada berbagai tahapan usia dengan dominasi yang berbeda-beda pada
setiap anak.
Perbedaan
kebutuhan dan kadar kebutuhan tersebut sejalan dengan perbedaan perkembangan
yang saat itu dialami oleh masing-masing anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar