# Mengajar tanpa menggurui # Memberi nasehat tanpa merasa lebih hebat #

Rabu, 05 Oktober 2016

Perkembangan Peserta Didik ; Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan

Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Modul 1 : Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
TUJUAN KHUSUS
1.       Menjelaskan pentingnya mempelajari anak
2.       Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
3.       Menjelaskan fase-fase perkembangan
4.       Menjelaskan hukum-hukum perkembangan
5.       Menjelaskan hakikat pengalaman belajar
6.       Menjelaskan kaitan perkembangan dengan pengalaman kerja
Kegiatan Belajar 1 : Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan
Keuntungan mempelajari perkembangan peserta didik :
1.       Ekspektasi yang nyata tentang anak dan remaja
2.       Respon sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu
3.       Pengenalan berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal
4.       Pemahaman diri sendiri

A.      PENGERTIAN PERTUMBUHAN
Ø  Pertumbuhan adalah perubahan yang terjadi pada setiap manusia terutama berkaitan dengan fisiknya.
Ø  Vasta ( 1992 ) mengemukakan bahwa panjang bayi menjadi hampir dua kali lipat pada usia 4 tahun.
Ø  Pertumbuhan berlangsung selama masa kanak-kanak, tetapi tidak dalam kecepatan yang menetap, kemudian kecapatannya menurun dan menjadi pesat kenaikannya pada masa adolesen dan selanjutnya berhenti.
Ø  Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan.
Ø  Genetika yang diturunkan sangat penting, namun faktor lingkungan seperti nutrisi, olahraga, penyakit dan kesehatan individu mempunyai peran juga.

B.      PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Ø  Psikologi adalah kajian ilmiah tentang perilaku terutama perilaku manusia.
Ø  Menurut Santrok dan Yussen ( 1992 ), perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan.
Ø  Psikologi perkembangan memusatkan perhatiannya pada perubahan-perubahan dan kemampuan yang terjadi pada saat terjadinya perkembangan.

Tujuan Penelitian Perkembangan
v  Menjelaskan perilaku anak dalam perkembangannya
v  Mengidentifikasi sebab-sebab dan proses-proses yang menghasilkan perubahan pada perilaku dari suatu kondisi kepada kondisi lainnya

Isu-isu yang ditelaah tentang perkembangan
1.       Nature dan nurture, yaitu isu yang mempertanyakan tentang penyebab atau sumber terjadinya perubahan dalam perkembangan itu dibawa sejak lahir atau karena pengaruh lingkungan.
2.       Continuity dan discontinuity, yaitu isu yang mempertanyakan mempertanyakan apakah pola perkembangan itu menetap? Apakah karakteristik terdahulu dapat memperkirakan karakteristik berikutnya ?
3.       Normative dan idiographic, yaitu isu mempertanyakan dan membicarakan bahwa perkembangan itu didasari oleh proses internal biologis yang terjadi secara umum dan bahwa perkembangan berlangsung dari satu langkah ke langkah berikutnya ( normatif ) atau berpusat pada seseorang individu anak yang berbeda dari anak lainnya.

C.      PROSES PERKEMBANGAN
Beberapa hal yang mendasari proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik :
1.       Masa perkembangan yang cepat
Pada anak terjadi pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan pertumbuhan yang dialami spesies lain. Perubahan fisik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat daripada tahun-tahun berikutnya. Hal yang sama terjadi juga pada perubahan yang menyangkut interaksi sosial, perolehan dan penggunaan bahasa, kemampuan mengingat, serta berbagai fungsi lainnya.
2.       Pengaruh yang lama
Pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal memberikan pengaruh yang lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada masa-masa berikutnya.
3.       Proses yang kompleks
Para peneliti yang mencoba memahami perilaku orang dewasa yang kompleks berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat masih sederhana akan sangat berguna. Misalnya kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan dapat dimengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang dipergunakan mengikuti aturan-aturan tertentu.
4.       Nilai yang diterapkan
Kebanyakan ahli psikologi perkembangan melakukan penelitiannya dalam laboratorium dan sering kali mengkaji pertanyaan-pertanyaan teoritis berdasarkan hasil penelitiannya. Produk penelitian ini kadang-kadang dapat diterapkan di dunia nyata. Hasl dari penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidak mempengaruhi pola pendidikan atau pengajaran.
5.       Masalah yang menarik
Anak merupakan makhluk yang mengagumakan dan penuh teka-teki serta menarik untuk dikaji. Kemudahan anak umur dua tahun untuk mempelajari bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk bermain dengan temannya merupakan dua hal dari karakteristik anak yang sedang berkembang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku genetik yang mendukung pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan.
Menurut Santrok, banyak aspek yang dipengaruhi faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor genetik.
Aspek yang dipengaruhi faktor genetik
  Kecerdasan           [ Arthur Jensen (1969) ]
Kecerdasan itu diwariskan ( diturunkan ). Arthur Jensen mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan.
  Temperamen        [ Thomas & Chess (1991) ]
Temperamen adalah gaya perilaku karakteristik individu dalam merespon.
Menurut Thomas & Chess ada 3 tipe dasar temperamen, yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkan.
1)      Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru.
2)      Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
3)      Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.

Beberapa ahli perkembangan termasuk Chess dan Thomas berpendapat bahwa temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya.

  Interaksi keturunan, lingkungan, dan perkembangan
Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan, minat yang khas.

D.      FASE PERKEMBANGAN
Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Sebagian manusia berkembang melalui tahap-tahap yang umum. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil ( produk ) dari beberapa proses, yaitu proses biologis, kognitif, dan sosial.
Proses-proses biologis meliputi perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat, keterampilan motorik, dan perubahan-perubahan hormon pada masa puber mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam perkembangan.
Proses kognitif meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran, kecerdasan, dan bahasa. Mengamati gerakan mainan bayi yang digantung, menghubungkan dua kata menjadi kalimat, menghafal puisi, dan memecahkan soal-soal matematika, menerminkan peranan proses-proses kognitif dalam perkembangan anak.
Proses-proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan perubahan-perubahan dalam kepribadian. Senyuman bayi sebagai respon terhadap sentuhan ibunya, sikap agresif anak laki-laki terhadap teman mainnya, kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses sosial dalam perkembangan anak.
Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu fase pranatal, bayi, kanak-kanak awal, anak akhir, dan remaja.

LIMA FASE PERKEMBANGAN
1.       Fase prenatal : dalam kandungan
2.       Fase bayi : sejak lahir s.d. 18 sampai 24 bulan
3.       Fase kanak-kanak awal : akhir masa bayi sampai 5 sampai 6 tahun
4.       Fase kanak-kanak tengah dan akhir : 6 sampai 11 tahun
5.       Fase remaja : 10 sampai 12 hingga 18 sampai 22 tahun

Seorang ahli psikoanalis dan sekaligus seorang pendidik, Erik H. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan manusia adalah sintesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Dikemukakannya pula bahwa perkembangan afektif merupakan dasar perkembangan manusia. Erikson melahirkan teori perkembangan afektif yang terdiri atas delapan tahap.

8 TAHAP TEORI PERKEMBANGAN AFEKTIF
1.       Trust vs mistrust / kepercayaan dasar ( 0 – 1 )
Bayi yang kebutuhannya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus, selalu dibuai dan diperlakukan sebaik-baiknya, diajak main dan bicara, akan tumbuh perasaannya bahwa dunia ini tempat yang aman dengan orang-orang di sekitarnya yang selalu bersedia menolong dan dapat dijadikan tempat ia mengantungkan nasibnya.
2.       Autonomy vs shame and doubt / otonomi ( 1 – 3 )
Dimensi otonomi timbul karena adanya kemampuan motoris dan mental anak. Pada masa ini anak bukan hanya berjalan, tetapi juga memanjat, menutup – membuka, menjatuhkan, menarik dan mendorong, memegang dan melepaskan. Anak sangat bangga dengan kemampuannya ini dan ia ingin melakukan banyak hal sendiri.
Jika orang dewasa yang mengasuh dan membimbing anak tidak sabar dan selalu membantu mengerjakan segala sesuatu yang sesungguhnya dapat dikerjakannya sendiri, maka kan tumbuh pada anak itu rasa malu-malu dan ragu-ragu. Orang tua yang terlalu melindungi dan selalu mencela hasil pekerjaan anak-anak, berarti telah memupuk rasa malu dan ragu yang berlebihan sehingga anak tidak dapat mengendalikan dunia dan dirinya sendiri.
3.       Initiatives vs guilt / insiatif ( 3 – 5 )
Pada masa ini anak sudah menguasai badan dan geraknya. Ia dapat mengendarai sepeda roda tiga, dapat lari, memukul atau memotong. Inisiatif anak akan lebih terdorong dan terpupuk bila orang tua memberi respon yang baik terhadap keinginan anak untuk bebas dalam melakukan kegiatan-kegiatan motoris sendiri dan bukan hanya bereaksi atau meniru anak-anak lain. Anak yang diberi kebebasan dan kesempatan untuk berinisiatif pada permainan motoris serta mendapat jawaban yang memadai dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya, maka inisiatifnya akan berkembang dengan pesat.
4.       Industry vs inferiority / produktivitas ( 6 – 11 )
Anak mulai berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut peraturan yang ada. Dimensi psikososial yang muncul pada masa ini adalah sense of industry sense of inferiority. Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis dan mengerjakannya sampai selesai sehingga menghasilkan sesuatu. Berdasarkan hasilnya mereka dihargai dan bila perlu diberi hadiah. Dengan demikian rasa / sifat ingin menghasilkan sesuatu dapat dikembangkan.
5.       Identity vs role confusion / identitas ( 12 – 18 )
Pada saat ini anak sudah menuju kematangan fisik dan mental. Ia mempunyai perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan baru sebagai akibat perubahan tubuhnya. Pandangan dan pemikirannya tentang dunia sekelilingnya mengalami perkembangan. Ia mulai dapat berpikir tentang pikiran orang lain. Ia berpikir pula apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. Ia mulai mengerti tentang keluarga yang ideal, agama, dan masyarakat yang dapat diperbandingannya dengan apa yang dialaminya sendiri.
Pada masa ini remaja harus dapat mengintegrasikan apa yang telah dialami dan dipelajarinya tentang dirinya sebagai anak, siswa, teman, anggota pramuka, dan lain sebagainya menjadi suatu kesatuan sehingga menunjukkan kontinuitas dengan masa lalu dan siap menghadapi masa datang.
6.       Intimacy vs isolation / keakraban ( 19 – 25 )
Yang dimaksud intimacy oleh Erikson selain hubungan antara suami istri adalah juga kemampuan untuk berbagi rasa dan memperhatikan orang lain. Pada tahap ini pun keberhasilan tidak bergantung secara langsung kepada orang tua. Jika intimacy ini tidak terdapat di antara sesama teman atau suami istri, menurut Erikson akan terdapat apa yang disebut isolation, yakni kesendirian tanpa adanya orang lain untuk berbagi rasa dan saling memperhatikan.
7.       Generativity vs self absorption / generasi berikut ( 25 – 45 )
Generativity berarti bahwa orang mulai memikirkan tentang orang lain di luar keluarganya sendiri, memikirkan generasi yang akan datang serta hakikat masyarakat dan dunia tempat generasi itu hidup. Generativity ini bukan hanya terdapat pada orang tua ( ayah dan ibu ), tetapi terdapat pula pada individu-individu yang secara aktif emikirkan kesejahteraan kaum muda serta berusaha membuat tempat bekerja yang lebih baik untuk mereka hidup. Orang yang tidak berhasil mencapai generativity berarti ia berada dalam keadaan self absorption dengan hanya mencurahkan perhatian kepada kebutuhan-kebutuhan dan kesenangan pribadinya saja.
8.       Integrity vs despair / integritas ( 25 – 45 )
Integrity timbul dari kemampuan individu untuk melihat kembali kehidupannya yang lalu dengan kepuasan. Sedangkan despair yaitu keadaan di mana individu yang menengok ke belakang dan meninjau kembali kehidupan masa lalunya sebagai rangkaian kegagalan dan kehilangan arah serta disadarinya bahwa jika ia memulai lagi sudah terlambat.

Penahapan perkembangan afektif manusia merupakan perpaduan dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Perkembangan afektif suatu tahap dapat berpengaruh secara positif maupun negatif terhadap tahap berikutnya. Guru yang membimbing dan mengasuh peserta didiknya pada berbagai aspek tingkat kelas perlu memahami dan menyadari sikap, kebutuhan, dan perkembangan mereka.
Perkembangan kognitif anak berlangsung secara teratur dan berurutan sesuai dengan perkembangan umumnya. Piaget mengemukakan proses perkembangan anak sampai mampu berpikir seperti orang dewasa melalui empat tahap perkembangan, yakni :
1.       Tahap sensori motor ( 0,0 – 2,0 )
Kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala yang diterima secara langsung melalui indra. Pada saat anak mencapai kematangan dan mulai memperoleh keterampilan berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan menerapkannya pada objek-objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antara benda dengan nama yang diberikan kepada benda tersebut.
2.       Tahap praoperasional ( 2,0 – 7,0 )
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang dipergunakan untuk menunjukkan benda-benda yang nyata bertambah dengan pesatnya. Keputusan diambil hanya berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan analisis rasional. Anak biasanya mengambil kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya dari suatu keseluruhan yang besar.
3.       Tahap operasional konkret ( 7,0 – 11,0 )
Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan yang konkret. Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan bila diberi tugas sekolah yang menurutnya untuk mencari sesuatu yang tersembunyi.
4.       Tahap operasional formal ( 11,0 – 15,0 )
Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara berpikir terhadap permasalahan dari semua kategori, baik yang abstrak maupun yang konkret. Pada tahap ini anak sudah dapat memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide-ide, berpikir tentang masa depan secara realistis.

Sebelum menekuni tugasnya membimbing dan mengajar, guru atau calon guru sebaiknya memahami teori Piaget atau ahli lainnya tentang pola-pola perkembangan kecerdasan peserta didik. Dengan demikian, mereka memiliki landasan untuk mengembangkan harapan-harapan yang realistis mengenai perilaku peserta didiknya.

Tugas perkembangan menurut Robert J. Harvighust adalah sebagian tugas yang muncul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu yang merupakan keberhasilan yang dapat memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Kegagalan akan menimbulkan kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat, dan kesulitan untuk tugas perkembangan berikutnya.

1.       Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak
  1. Belajar berjalan
  2. Belajar makan makanan padat
  3. Belajar mengendalikan gerakan badan
  4. Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
  5. Memperoleh stabilitas fisiologis
  6. Membentuk konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
  7. Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak adik dan orang lain 
  8. Belajar membedakan yang benar dan salah
2.       Tugas perkembangan pada masa anak-anak
  1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu
  2. Membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh
  3. Belajar bergaul dengan teman sebaya
  4. Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin
  5. Membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
  6. Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
  7. Membentuk kata hati,moralitas dan nilai-nilai
  8. Memperoleh kebebasan diri
  9. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial
 3.       Tugas perkembangan pada masa remaja
  1. Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari kedua jenis kelamin
  2. Memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu
  3. Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif
  4. Memperoleh kebebasan diri, melepaskan ketergantungan dari orang tua/ orang dewasa lainnya
  5. Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan
  6. Memperoleh kebebasan ekonomi
  7. Persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
  8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yg diperlukan sbg warga negara yg baik
  9. Memupuk dan memperoleh perilaku yg dapat dipertanggung jawabkan secara sosial
  10. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku
 4.       Tugas perkembangan pada masa dewasa awal
  1. memilih pasangan hidup
  2. belajar hidup dengan suami atau istri
  3. memulai kehidupan berkeluarga
  4. membimbing dan merawat anak
  5. mengolah rumah tangga
  6. memulai suatu jabatan
  7. menerima tanggung jawab sebagai warga negara
  8. Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik
 5.       Tugas perkembangan pada masa setengah baya
  1. memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara
  2. membangun dan mempertahankan standar ekonomi
  3. membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia
  4. membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
  5. membina hubungan dengan pasangan hidup sebagai pribadi
  6. menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sendiri
  7. menyesuaikan diri dengan penambahan umur
 6.       Tugas perkembangan orang tua
  1. menyesuaikan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik
  2. menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan
  3. menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri
  4. menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia lanjut
  5. memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara
  6. membangun kehidupan fisik yang memuaskan
Menurut Harvighust setiap tahap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek lainnya yaitu fisik, psikis, serta emosional, moral, dan sosial.
Ada dua alasan mengapa tugas-tugas perkembangan ini penting bagi pendidik. Pertama, membantu memperjelas tujuan yang akan dicapai sekolah. Pendidikan dapat dimengerti sebagai usaha masyarakat, melalui sekolah, dalam membantu individu mencapai tugas-tugas perkembangan tertentu. Kedua, konsep ini dapat dipergunakan sebagai pedoman waktu untuk melaksanakan usaha-usaha pendidikan. Bila individu telah mencapai kematangan, siap untuk mencapai tahap tugas tertentu serta sesuai dengan tuntutan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa saat untuk mengajar individu yang bersangkutan ( the teachable moment ) telah tiba. Bila mengajar pada saat yang tepat, hasil pembelajaran yang optimal dapat dicapai.

Sumber :

Buku Materi Pokok Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Modul 1 : Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Prof. Dr. Mulyani Sumantri, M.Sc.
Jakarta : Universitas Terbuka, 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar