# Mengajar tanpa menggurui # Memberi nasehat tanpa merasa lebih hebat #

Minggu, 06 Juli 2014

Pergaulan antara Pria dan Wanita

PERGAULAN ANTARA PRIA DAN WANITA

Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia mempunyai perasaan sosial. Perasaan ini menimbulkan keinginan untuk mengenal orang lain dan ingin dikenal orang-orang lain. Keinginan tersebut mendorong orang untuk bergaul dengan orang lain. Oleh karena itu, pergaulan adalah suatu hal yang wajar karena sesuai dengan naluri manusia sebagai makhluk sosial.
Manusia perlu bergaul dalam masyarakat. Karena masyarakat terdiri dari orang-orang dewasa dan anak-anak, tua dan muda, pria dan wanita, maka sebaiknya setiap manusia dapat bergaul dengan mereka secara baik. Pergaulan yang baik akan menimbulkan perasaan lega dan aman dan perasaan tersebut akan mendatangkan ketenangan jiwa.
Antara pria dan wanita juga perlu ada pergaulan yang baik, agar antara mereka terdapat saling mengenal dan saling menolong. Salah satu maksud Tuhan menjadikan manusia dari jenis pria dan wanita adalah agar mereka saling mengenal. Salah satu cara untuk kenal atau mengenal orang lain ialah dengan bergaul. Masalahnya ialah bagaimana pergaulan yang baik antara pria dan wanita.
Pergaulan yang baik antara pria dan wanita terjadi apabila terdapat saling pengertian, saling menghormati, saling menolong, dan yang paling penting adalah saling menjaga nama baik. Itulah unsur-unsur yang dapat menciptakan pergaulan yang baik antara pria dan wanita. Tanpa unsur-unsur tersebut, norma-norma pergaulan yang baik tidak ada. Pergaulan bebas yang tidak mengenal batas membawa pada kerusakan moral dan merosotnya budi pekerti.
Oleh karena itu, batas-batasnya perlu diperhatikan oleh setiap muda-mudi. Hal itu tidak berarti menghilangkan kepercayaan kepada kedua belah pihak atau salah satunya, tetapi menjaga kedua insan tersebut dari perasaan-perasaan yang tidak baik yang bisa bergelora dalam hati ketika bertemu, tanpa ada orang lain.
Kalau seorang pria berdua-duaan dengan seorang wanita yang bukan muhrimnya, setan akan menjadi orang ketiganya buat memfitnah dan menggoda agar keduanya melakukan perbuatan hina dan tercela.
Nabi bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali-kali dia bersunyi-sunyi dengan seorang perempuan yang bukan muhrimnya, karena yang ketiganya ialah setan.” ( HR Ahmad )
Seorang tidak bolah percaya pada dirinya sendiri dalam hubungannya dengan pergaulan bebas karena setan selalu mengintai dan menghasut manusia untuk melanggar ketentuan-ketentuan agama. Oleh karena itu, menjauhi hal tersebut akan lebih baik dan lebih dapat melindungi diri dari perbuatan yang tidak terpuji.
Pergaulan bebas bila diperturutkan, lama kelamaan akan menjurus pada perbuatan zina. Sedangkan perbuatan zina itu dosa besar yang dilarang keras oleh agama Islam karena akibatnya akan mendatangkan kerusakan bagi manusia itu sendiri dan juga bagi masyarakat umum.
Dalam pergaulan sehari-hari masing-masing individu harus saling menghargai. Pria harus dapat menempatkan diri bahwa dia sebagai pelindung dari segala gangguan yang merugikan nama baik para wanita. Pria tidak layak mengganggu wanita apalagi mencemarkan nama baiknya.
Cara menghormati wanita dalam bentuk yang sederhana dapat dikemukakan di sini. Bila naik kendaraan dalam satu bus, ada wanita yang berdiri, pria harus mengalah dan mempersilakannya duduk. Apalagi apabila wanita itu membawa anak atau dalam keadaan hamil, haruslah kita lebih mengutamakannya. Bila ada suatu pekerjaan, pria harus memilih pekerjaan yang berat sedangkan wanita diberikan pekerjaan yang ringan disesuaikan menurut kondisinya sebagai wanita. Bila naik kendaraan, hendaknya mendahulukan wanita dengan mempersilakannya untuk naik lebih dahulu.
Manusia dijadikan oleh Allah dalam bentuk yang bagus, dilengkapi dengan akal pikiran dan nafsu. Akal yang disinari dengan nur Ilahi akan menuntun manusia ke jalan kebenaran dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Nafsu yang tidak dapat dikendalikan oleh akal sehat akan menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat dan perbuatan-perbuatan yang jahat.
Perbuatan jahat atau perbuatan di luar norma-norma susila didorong oleh hawa nafsu. Dalam hawa nafsu itu setan menyelinap dan meniup-niup godaannya untuk menjerumuskan manusia ke jalan yang sesat. Dalam nafsu itulah terjadi pertarungan dahsyat antara setan dan akal sehat. Bila akal sehat keluar sebagai pemenang, selamatlah orang itu dari jurang nista yang menganga, sebaliknya bila akal sehat kalah dalam pertarungan itu, setan akan bersorak-sorai menyambut kemenangan mereka karena mereka berhasil menyesatkan seseorang ke jalan kesesatan.
Jelaslah bahwa akal sehat merupakan pembimbing nafsu dan keinginan-keinginan manusia dalam hidupnya. Dengan akal manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh karena itu, akal perlu dijaga agar senantiasa dalam keadaan sehat. Hal-hal yang mengganggu kesehatan akal perlu dicegah seperti minuman keras atau narkotika.
Pergaulan antara pria dan wanita merupakan situasi dan kondisi yang rawan. Dapat dikatakan di situlah setan berusaha menggoda muda-mudi untuk menuruti hawa nafsu. Di sinilah kesempatan yang paling luas bagi setan menjerumuskan manusia ke lembah yang nista sebagaimana telah disebutkan dalam hadist di atas.
Tak lain dan tak bukan hanya inilah yang dapat membendung hawa nafsu setan. Iman yang kokoh merupakan tembok yang ampuh untuk menahan arus hawa nafsu. Oleh karena itu, pergaulan antara pria dan wanita harus berlangsung dalam batas-batas yang wajar berpedoman pada ajaran agama.
Dalam pergaulan antara pria dan wanita Agama Islam menganjurkan memelihara mata. Allah berfirman dalam Surah An Nur ayat 30, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman itu, supaya mereka menahan penglihatan dan menjaga kehormatannya, yang demikian lebih suci buat kamu. Sesungguhnya Tuhan tahu betul apa yang kamu perbuat.”
Dalam Surah An Nur ayat 31, “Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman itu, supaya mereka menahan penglihatan, memelihara kehormatannya dan tiada memperlihatkan kecantikannya selain dari yang nyata. Dan hendaklah mereka sampaikan kerudungnya ke leher dan ke dadanya.”
Kedua ayat di atas dimaksudkan untuk membatasi penglihatan terhadap lawan jenis, baik pria maupun wanita. Dalam berbicara atau dalam saling berpandangan hendaknya dalam batas-batas yang wajar, tidak disertai perasaan atau perbuatan-perbuatan di luar norma susila.
Pergaulan bebas di luar batas dilarang dalam hukum Agama Islam sebab pergaulan bebas itu dapat menjurus kepada perbuatan zina. Perbuatan zina adalah dosa paling besar yang harus dihukum berat, seperti dirajam atau dilempar dengan batu sebagai gambaran besarnya dosa berbuat zina. Allah swt. berfirman, “Dan janganlah kamu hampiri zina itu, karena sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.” ( Al Quran, Surah Al Isra : 33 )
Dalam ayat ini menghampiri saja sudah dilarang. Maksudnya agar kita menjauhi diri dari pergaulan bebas, bersepi-sepi di tempat sunyi antara pria dan wanita yang bukan muhrim.
Apabila terjadi perzinaan, timbullah hal negatif seperti :
1.       Hilangnya kehormatan si wanita
2.       Cemarnya nama baik kedua keluarga
3.       Dapat terjerumus ke pelacuran
4.       Lahirnya anak di luar nikah
5.       Anak yang tidak berdosa itu kelak akan menanggung beban mental yang berat karena dilahirkan sebagai anak di luar nikah.
6.       Hilangnya semangat belajar, bekerja, atau berusaha karena merasa diri telah berbuat kesalahan besar dan berlumur dosa.
7.       Pudarnya masa depan yang diharapkan sebagai generasi penerus pembangunan bangsa.
Oleh karena itu, perlu ditegaskan sekali lagi dan dicamkan sekali lagi bahwa apa saja yang dilarang oleh Agama Islam mengandung hikmah yang besar bagi umatnya karena sesungguhnya apa yang dilarang itu kemudaratan bagi manusia itu sendiri.
Sumber :

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 1983. Pergaulan antara Pria dan Wanita. Jakarta : Departemen Agama Republik Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar