# Mengajar tanpa menggurui # Memberi nasehat tanpa merasa lebih hebat #

Rabu, 19 November 2014

Empat Metode Berpidato

Empat Macam Metode dalam Berpidato :

1. Metode Serta-merta

Metode ini biasanya digunakan untuk kebutuhan berbicara secara tiba-tiba. Pidato dilaksanakan tanpa persiapan. Sesuatu yang akan dibicarakan disampaikan secara spontan. Kemampuan berpidato menurut metode ini sangat berguna dalam keadaan yang sangat mendesak. Memang kegunaannya terbatas pada keperluan seperti demikian saja.

2. Metode Mengingat / Menghafal

Sebelum berpidato, pembicara mempersiapkan diri terlebih dahulu. Apa yang akan dipidatokan ditulis selengkapnya. Sesudah itu dihafalkan. Waktu berpidato si pembicara hanya mengucapkan apa yang dihafalkan itu saja. Ada pembicara yang berhasil dengan metode ini, tetapi sering menjemukan.

3. Metode Naskah

Metode ini dipakai untuk pidato resmi. Begitu juga pidato-pidato di televisi dan media lainnya. Pembicara tinggal membacakan saja teks / naskah yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Pembicara selalu melihat kepada naskah. Hal ini menyebabkan kontak antara si pembicara dengan pendengar menjadi kurang. Bila si pembicara bukan seorang yang ahli, dia tidak dapat menghidupkan pidatonya. Pidato itu bisa juga menarik apabila pembicara dapat memberikan tekanan dan variasi suara untuk menghidupkan pembicaraannya.

4. Metode Konsep

Metode ini sangat baik. Sebab itu, pembicara dianjurkan untuk berlatih berbicara / berpidato dengan membawa metode ini. Sebelum berpidato, pembicara menyiapkan terlebih dahulu konsep. Konsep ini merupakan suatu draft / outline yang berisi garis besar tentang apa yang akan dipidatokan. Konsep yang dibuat bukan merupakan naskah lengkap. Metode ini biasa disebut dengan metode ekstemporan ( konsep tanpa naskah ). Jika kita menggunakan metode ini, kita bebas berbicara serta bebas pula kita memilih kata-kata sendiri. Draft / outline hanya berfungsi sebagai arah pembicaraan kita untuk membantu mengingat urutan-urutan ide yang akan dipidatokan. Konsep atau catatan pokok itulah yang menuntun kita dalam berbicara. Jangan sampai konsep terlalu sedikit. Ketika konsep terlalu sedikit, nantinya pidato akan seperti pidato dengan metode serta-merta.

Sumber :

Catatan Perkuliahan Mata Kuliah Keterampilan Berbicara III
pada tanggal 4 Maret 1987
Dosen : Drs. Muhammad Nur
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Riau, Pekanbaru

Kode naskah : 027/SASTRA/1987

Quantum Teaching

Quantum Teaching melalui konteks :

1. mengorkestrasi sarana yang menggairahkan
2. mengorkestrasi landasan yang kukuh
3. mengorkestrasi lingkungan yang mendukung
4. mengorkestrasi perancangan pembelajaran yang dinamis

Quantum Teaching melalui isi :

1. mengorkestrasi penyajian yang prima
2. mengorkestrasi fasilitas yang luwes
3. mengorkestrasi keterampilan belajar untuk belajar
4. mengorkestrasi keterampilan hidup

( Bobby dePotter, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching : Orchestrating Student Success, Allyn & Bacon, at Reason Education Company, 2000

Komponen Persiapan Pembelajar

Komponen Persiapan Pembelajar

1. Sugesti positif
2. Lingkungan fisik yang positif
3. Tujuan yang jelas dan bermakna
4. Manfaat bagi pembelajar
5. Sarana persiapan belajar sebelum pembelajaran dimulai
6. Lingkungan sosial yang positif
7. Keterlibatan penuh pembelajar
8. Rangsangan rasa ingin tahu

( Dave Meier )
dalam
Quantum Teaching : Orchestrating Student Success
Bobbi de Potter, Mark Reardon, & Sarah Singer - Nourie
Allyn & Bacon, at Reason Education Company, 2000

Kamis, 13 November 2014

Menjadi Manusia


menjadi sesosok manusia
asik yang supel,
gak bawel,
gak rewel,
dan gak bikin sebel.